TIMES MALANG, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) melalui Badan Amil Zakat Infak Sedekah (BAZIS) kembali menggelar khitan massal secara gratis.
Kegiatan berlangsung di lobby belakang Rektorat UB, Sabtu (24/9/2022) diikuti oleh 102 anak.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari daerah Malang Raya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Panitia memprioritaskan masyarakat sekitar UB dan keluarga kurang mampu serta anak yatim piatu.
Sunat, khitan, atau sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis.
Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum dan caedere.
BAZIS UB bekerjasama NU Care Lowokwaru Kota Malang dan Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI). Ada sekitar delapan bilik yang disediakan untuk tindakan khitan.
Rektor UB Prof Widodo mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, khitan massal gratis merupakan upaya UB untuk memberikan dampak dan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Kita kali ini menggunakan teknologi khitan paling baru. Tidak perlu takut. Rasanya nyaman dan menyenangkan. Khitan adalah fase bagi kita kaum laki-laki muslim yang wajib dilakukan. Semoga kegiatan ini menjadi amal baik dan keberkahan bagi kita semua," jelasnya.
Khitanan massal yang diikuti peserta dari wilayah Malang Raya ini mentargetkan sebagai bentuk perhatian dari BAZIS Universitas Brawijaya kepada warga Malang Raya.
Perwakilan Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI) Dokter Jaka menjelaskan bahwa khitan adakah ibadah yang dilakukan sekali seumur hidup bagi laki-laki. Ibadah ini momentum untuk bersama-sama mengambil pahala yang utama.
"Kita berkumpul sama-sama mengambil berkah," tandasnya.
Dokter Jaka menyampaikan ASDOKI berkomitmen menjadi mercusuar atau kiblat dunia perkhitanan di dunia. Indonesia adalah negara dengan umat Islam terbesar di dunia. Hal ini menjadi modal besar.
"InsyaAllah dengan segala Sumber Daya Manusia dan peralatan, kami siap melayani. Eksklusif tanpa jahitan, profesional dan rapi," tuturnya.
Sementara itu, Direktur BAZIS UB Prof Imam Santoso mengungkapkan bahwa BAZIS UB ingin memberikan rasa nyaman dan aman adik-adik peserta khitan. Ia tidak ingin memberikan kesan negatif bagi peserta dan orang tua.
"Kami akan kawal semua proses hingga penyembuhan sempurna. Kami target zero komplain untuk program khitan massal," tegasnya.
BAZIS UB dibentuk melalui Peraturan Rektor Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pengelelolaan Zakat Profesi atas Pendapatan Remunerasi yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, Infak, dan sodaqoh (ZIS) di Universitas Brawijaya.
Dalam perkembangannya, Rektor Universitas Brawijaya Malang menerbitkan Surat Tugas Nomor: 9415/UN10/KP/2019 tanggal 20 September 2019 tentang Penguataan dan Penataan kembali Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sodaqoh. Surat Tugas tersebut menentukan pengelola BAZIS UB.
Maksud dan tujuan didirikannya BAZIS UB ini adalah untuk mewujudkan badan pengelola zakat yang mengedepankan prinsip amanah, transparansi, professional dan akuntabel. Dalam menjalankan kegiatannya BAZIS Universitas Brawijaya Malang berkantor di Lantai 1 Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya Jl. Veteran Kota Malang.
Pada khitan massal BAZIS UB ini juga dihadiri oleh Ketua PCNU Kota Malang Dr KH Isroqunnajah. PCNU Kota Malang mengapresiasi kegiatan sosial keagamaan yang digelar oleh UB. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Ronny Wicaksono |