TIMES MALANG, MALANG – Kawasan wisata Kayutangan Heritage ternyata memiliki daya pikat yang cukup besar. Bukan hanya soal di wilayah luar Kayutangan, namun di dalam Kampung Heritage Kayutangan juga memiliki magnet tersendiri bagi masyarakat.
Kawasan yang menjadi ikon baru wisata Kota Malang ini ternyata tidak hanya digunakan sebagai tempat wisata jalan-jalan saja.
Kawasan Kampung Kayutangan Heritage. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Namun, para calon pengantin juga terpikat untuk menjadikan kawasan Kampung Kayutangan Heritage sebagai spot prewedding mereka.
Hal ini seperti yang dirasakan oleh warga Kampung wisata Heritage Kayutangan bernama Rizal Fahmi.
Tak di duga-duga, rumahnya menjadi spot prewedding salah satu pasangan calon pengantin yang saat itu tengah melintas mencari spot foto
"Tiba-tiba mereka (calon pengantin) bersama fotografernya lihat-lihat rumah saya dari luar. Terus saya tanyakan, ternyata mereka mau foto prewed di dalam rumah saya, ya saya persilahkan saja," ujar Rizal kepada TIMES Indonesia, Rabu (26/7/2023).
Momennya, saat itu Rizal sedang bersiap untuk membuka kafe yang ada di rumahnya. Ketika itu, pasangan calon pengantin pun masuk dan berfoto tepat di ruang tamu rumahnya.
"Ya saya kasih ruang di dalam mau foto silahkan. Padahal saya masih persiapan saja. Mereka di sini lihat sangat vintage gitu," ungkapnya.
Sebenarnya, jelas Rizal, kawasan Kampung Kayutangan Heritage ini memang sudah jadi jujukan para calon pengantin sejak awal 2019 lalu.
Namun, akibat Pandemi Covid-19, semuanya terhenti dan tak bergerak sama sekali atau bisa dibilang mati suri.
"Sejak dulu memang sebagian orang membacanya, disini ada kesan dan momen menarik yang bisa diabadikan. Ketika melihat itu, banyak yang prewed. Tapi ya karena dua tahun Corona, akhirnya berhenti," katanya.
Lambat laun, kini pun Kampung Kayutangan Heritage kembali eksis. Spot-spot foto prewed pun kembali marak seperti yang dialami oleh Rizal.
"Kejadian itu (foto prewed) dua Minggu lalu mungkin. Ya saya masih kaget, tapi saya persilahkan saja ya hitung-hitung sebagai promosi gratis kita juga untuk prospek kedepannya," tuturnya.
Melihat prospek bagus tersebut, Rizal pun berfikir hal tersebut bisa menjadi value bagi dirinya maupun seluruh warga di Kampung Wisata Heritage Kayutangan.
"Saat itu gak saya tarik (biaya). Kedepan kalau ada value (nilai) buat mereka ya aku harus dapet. Ketika bicara value, kenapa kita enggak juga kan," ucapnya.
Untuk mendapatkan promosi yang mudah, Rizal pun meminta kepada fotografer file foto yang dimiliki. Nantinya, akan dijadikan ajang promosi melalui media sosial dan juga ia abadikan di dinding.
"Saya taruh dinding nanti, supaya yang datang tahu kalau di sini pernah jadi tempat foto prewed. Saya masukan TikTok juga, ternyata viral," katanya.
Sementara, salah satu pengunjung Kampung Heritage Kayutangan bernama Andre (28) mengaku bahwa kawasan Kayutangan saat ini memiliki daya tarik yang cukup besar.
Pria asal Tidar Kota Malang tersebut, baru pertama kali masuk ke kawasan Kampung Heritage Kayutangan, karena sempat tertarik dari video-video yang tersebar di media sosial.
"Ternyata bagus di dalam. Kampung tapi tenang dan sangat ramah. Jalan dan bangunannya buat dilihat dan jalan-jalan itu juga bagus," ungkapnya.
Ia juga tahu bahwa banyak calon pengantin yang kerap menjadikan kawasan kampung Heritage Kayutangan sebagai spot prewed.
"Pernah saya lihat di Instagram, prewed di rumah lawas daerah sini. Bagus banget. Kayaknya saya nanti kalau menikah juga mau foto disini," ujarnya sambil tersenyum.
Disisi lain, ia juga melihat kontribusi Pemkot Malang yang getol untuk membangun kawasan Kayutangan Heritage. Ia cukup kaget bahwa Pemkot Malang, khususnya di bawah kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji berhasil menjadikan kawasan Kayutangan sebagai pusat wisata Kota Malang.
"Dulu kan gak seperti ini Kayutangan. Sekarang Pemkot bisa menyulap jadi bagus seperti ini. Pak Sutiaji juga selalu membanggakan kawasan ini dan memang harus dibanggakan, karena sebagus ini memang Kayutangan," tandasnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |