TIMES MALANG, MAJALENGKA – Pemerintah Kabupaten Majalengka (Pemkab Majalengka), Jawa Barat, mulai menggulirkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa SD dan SMP. Program ini bertujuan meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah.

"Program MBG yang dimulai dari 20 hingga 31 Januari bersumber dari APBD tahun anggaran 2025. Setelah itu, di awal Februari akan ada evaluasi selama satu atau dua hari. Lalu akan dilanjutkan kembali pada 3 Februari," ujar Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, Senin (20/1/2025).

Dedi menjelaskan, Pemkab Majalengka tengah mempersiapkan 82 titik dapur sehat yang akan didirikan bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Dalam kemitraan ini, beberapa pihak terlibat, seperti TNI, Polri, penyedia katering dan BUMDes.

Ia memaparkan, BUMDes berperan membangun dapur sehat serta merekrut petugas, termasuk juru masak. Rekrutmen ini melibatkan perempuan kepala keluarga dan kader KB, sehingga juga mendukung pemberdayaan masyarakat lokal.

"Kami sudah melihat implementasinya di SD dan SMP. Untuk SMP, jumlah siswanya lebih banyak, mencapai lebih dari 1.000 orang. Oleh karena itu, pola distribusi makanan dilakukan dengan standar SOP serta pelaksanaannya diatur pada waktu jam istirahat," jelasnya.

Pemkab juga mendorong pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermitra dengan BGN dan BUMDes di setiap wilayah. Titik-titik dapur sehat ini dirancang untuk memanfaatkan potensi lokal di setiap desa.

"Dapur sehat ini sudah dipetakan sesuai radius kebutuhan. Anggarannya berasal dari APBN dan APBD," tambahnya.

Saat ini, kata dia, dapur sehat di Kecamatan Majalengka telah terpenuhi. Fokus selanjutnya adalah mempercepat pembangunan dapur sehat di wilayah pedesaan melalui kemitraan dengan BUMDes.

"Kami berharap keterlibatan BUMDes dapat mempercepat realisasi dapur sehat, khususnya di daerah pedesaan yang jauh dari pusat kota," ungkapnya.

Pj Bupati Manjalengka, Dedi Supandi, menekankan bahwa program MBG ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas gizi siswa, sekaligus memberdayakan masyarakat desa melalui keterlibatan aktif dalam pengelolaan dapur sehat. (*)