TIMES MALANG, MALANG – Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI) hari ini, Jumat (12/9/2025), genap berusia 47 tahun. Momentum hari jadi ini disambut penuh syukur oleh keluarga besar FKPPI se-Indonesia, termasuk di Kabupaten Malang.
Ferry Hamid, Sekretaris GM FKPPI Kabupaten Malang, menegaskan bahwa peringatan ulang tahun ke-47 menjadi ruang refleksi sekaligus penegasan komitmen organisasi.
“Di usia ke-47 ini, GM FKPPI sudah sepatutnya hadir bukan hanya sebagai organisasi kebanggaan keluarga besar TNI-Polri, tetapi juga sebagai motor gerakan pemuda yang mampu menjaga persatuan bangsa," ujar Ferry Hamid, Jumat (12/9/2025).
Perjalanan Panjang Sejak 1978
GM FKPPI lahir pada 12 September 1978 di Jakarta dan berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda sejak 1995. Perjalanan panjang selama 47 tahun menjadi bukti bahwa organisasi ini telah mengakar dalam dinamika kebangsaan.
Menurut Ferry akrab disapa itu, ulang tahun FKPPI harus dilihat sebagai momentum introspeksi, bukan sekadar ajang perayaan.
“GM FKPPI ada karena sejarah perjuangan orang tua kita, para purnawirawan dan aparat TNI-Polri. Tugas kita sekarang menjaga warisan itu dengan kerja nyata. Apalagi, tantangan kebangsaan semakin kompleks, mulai dari degradasi nilai kebangsaan, disrupsi teknologi, hingga ancaman terhadap solidaritas sosial,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa HUT ke-47 memberi pesan penting: GM FKPPI harus mampu bertransformasi, memadukan nilai tradisi perjuangan dengan kebutuhan zaman.
“Semangat baja itu berarti tahan uji, tidak gampang goyah, dan siap melindungi NKRI dalam situasi apa pun,” katanya.
Semangat Baja untuk Indonesia
Tema HUT kali ini, Semangat Baja untuk Indonesia, menurut Ferry bukan hanya slogan. Filosofinya jelas: semangat sebagai api yang menggerakkan, baja sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan, dan Indonesia sebagai tujuan akhir perjuangan.
“Baja ditempa dengan panas dan tekanan, justru membuatnya lebih kuat. Begitu juga kader GM FKPPI. Kita ditempa oleh dinamika zaman, tapi itu harus menjadikan kita lebih solid, bukan rapuh,” jelas Ferry.
Ia menambahkan, filosofi “B47A” yang melekat pada tema juga mempertegas identitas organisasi. Huruf B bisa dimaknai sebagai "Bangkit" atau "Bersatu", angka 47 sebagai perjalanan panjang usia organisasi, dan huruf A sebagai "Abadi".
“Artinya jelas, semangat perjuangan kita tidak boleh padam dan justru harus dipercepat demi Indonesia,” tegas Ferry.
Tugas Kebangsaan Generasi FKPPI
Peringatan HUT ke-47 yang ditetapkan Pengurus Pusat GM FKPPI, menekankan bahwa ulang tahun organisasi ini merupakan ajang koreksi diri, penghormatan pada panji-panji, serta pemersatu atas perbedaan latar belakang.
Ferry mengaitkan hal ini dengan realitas kebangsaan hari ini. Ia menilai, bangsa Indonesia menghadapi tantangan polarisasi sosial-politik dan ancaman terhadap ideologi Pancasila. Di titik itulah peran GM FKPPI semakin penting.
“Kita tidak boleh hanya puas dengan romantisme sejarah. Hari ini, kita dituntut ikut menjaga persatuan bangsa. Anak-anak muda GM FKPPI harus mampu hadir di tengah masyarakat, memberi teladan dalam solidaritas, gotong royong, dan kerja nyata,” katanya.
Menurutnya, HUT ke-47 juga menjadi kesempatan untuk menguatkan kesadaran generasi muda FKPPI agar lebih peduli pada isu-isu publik.
“Mulai dari ketahanan pangan, kemandirian ekonomi, hingga kepedulian sosial. Jangan sampai kita hanya jadi penonton. Harus jadi bagian dari solusi bangsa,” ujarnya.
Agenda Peringatan dan Aksi Nyata
Bentuk kegiatan peringatan HUT ke-47 FKPPI disesuaikan dengan kondisi masing-masing pengurus, mulai dari tasyakuran, ziarah ke Taman Makam Pahlawan, hingga bakti sosial. Bagi Ferry, kegiatan itu harus menjadi simbol kepedulian nyata.
“Ziarah ke makam pahlawan bukan sekadar ritual, tapi pengingat bahwa perjuangan ini punya akar sejarah. Begitu pula bakti sosial, itu wujud semangat pengabdian. Kita harus dekat dengan rakyat,” katanya.
Ia berharap, melalui rangkaian kegiatan HUT ini, kader GM FKPPI di Kabupaten Malang dan sekitarnya bisa semakin solid, serta mampu menghadirkan karya konkret.
“Jangan berhenti di slogan. Mari tunjukkan semangat baja kita lewat kerja nyata,” tegasnya.
Ferry menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh kader FKPPI agar tidak puas dengan pencapaian masa lalu. Baginya, usia 47 tahun adalah usia matang yang menuntut kedewasaan organisasi.
“Matang artinya kita harus bisa menempatkan diri dengan bijak dalam setiap dinamika bangsa. Jangan reaktif, jangan pragmatis. Kita harus jadi generasi yang bisa menjaga keutuhan NKRI dan sekaligus membangun masa depan Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |