TIMES MALANG, BLITAR – Festival Kopi Perdamaian de Karanganjar 2025 dibuka dengan penampilan puisi penuh makna oleh Bening Setia Magani, siswi SMPN 1 Wlingi, Blitar.
Di tengah megahnya panggung internasional, Bening tampil sebagai pembuka dengan membawakan puisi bertema nilai-nilai perdamaian.
Puisi ini menyiratkan keindahan alam, sejarah budaya, serta semangat harmoni yang menjadi ruh acara ini.
Bening tampil memukau, dengan karakter suara yang menghipnotis lembut namun penuh makna, diiringi komposisi musik garapan Hijrah Kharisma, seorang komposer muda berbakat asal Blitar.
“Suatu kehormatan bisa tampil di panggung internasional dan menjadi pembuka penampilan. Meski deg-degan, saya merasa sangat bertanggung jawab untuk membangun kesan pertama dari festival ini,” ujar Bening usai tampil.
Penampilannya yang penuh penghayatan membuat suasana festival menjadi hening dan khidmat.
Bening tak hanya membacakan puisi. Ia juga menciptakan sendiri naskah yang dibawakannya. Dalam proses kreatifnya, ia menyusun kata demi kata dari pengamatannya terhadap Karanganjar dan perenungan tentang makna perdamaian.
Dengan kolaborasi bersama Hijrah Kharisma, Bening mampu menghadirkan performa puitis yang tak sekadar menghibur, tetapi juga menyentuh sisi emosional penonton. Musik instrumental yang mengiringi membuat setiap bait puisi terasa lebih dalam dan berdaya.
“Harapan saya, budaya kesenian dan potensi seniman di Blitar bisa terus maju dan membawa nilai-nilai luhur budaya sampai ke kancah internasional. Karena ini bagian dari kekayaan yang sangat potensial bagi Indonesia,” tambahnya.
Penampilan pembuka ini menjadi pengantar yang tepat bagi keseluruhan rangkaian Festival Kopi Perdamaian de Karanganjar 2025, yang tahun ini kembali menghadirkan pertunjukan dari seniman lokal, nasional, hingga internasional.
Dengan suara muda seperti Bening, Blitar menegaskan diri sebagai tanah subur bagi generasi seniman baru yang siap membawa pesan damai ke dunia. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |