https://malang.times.co.id/
Berita

Festival Sekarbanjar 2025 Lesbumi NU Kota Malang: Merawat Tradisi, Membuhul Asal Usul

Sabtu, 20 September 2025 - 12:39
Festival Sekarbanjar 2025 Lesbumi NU Kota Malang: Merawat Tradisi, Membuhul Asal Usul Festival Sekarbanjar 2025 Lesbumi NU Kota Malang. (FOTO: PCNU Kota Malang)

TIMES MALANG, MALANG – Festival Sekarbanjar kembali hadir di Kota Malang untuk ketiga kalinya. Gelaran tahun 2025 ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Faisol Fatawi, KH. Dr. Faisol Fatawi, Jumat malam (19/9/2025).

Dalam sambutannya, Faisol menegaskan bahwa konsistensi Lesbumi NU Kota Malang dan warga Genting Merjosari dalam menggelar peringatan Maulid Nabi dengan kemasan festival adalah teladan yang patut diapresiasi.

“Sekarbanjar ini sudah ada artinya. Namun saya menafsirkan sekar sebagai bunga, dan banjar sebagai barisan. Artinya, bunga-bunga yang indah berjejer. Keindahan ini perlu terus dilestarikan,” ujarnya di hadapan warga dan tamu undangan.

Tawasul Rasul Membuhul Asal Usul

Seperti dua tahun sebelumnya, Festival Sekarbanjar tetap mengusung tema religius dan kultural: Tawasul Rasul Membuhul Asal Usul. Menurut Ketua SC Panitia, Eko B. Siswandoyo, festival ini bukan hanya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga wujud cinta kepada leluhur, alam, dan budaya lokal.

“Melalui festival ini, kami ingin merajut kembali ikatan antara manusia, tradisi, dan lingkungan. Semua dirangkai dalam satu peringatan yang meriah sekaligus penuh makna,” kata Eko.

Rangkaian Ritual dan Budaya

Rangkaian acara dimulai sejak Kamis (18/9/2025) dengan kegiatan Saba Sumber dan Tandur Wit di Sumber Serut, Genting Lowokwaru. Warga bersama panitia melakukan susur mata air dan menanam pohon Gayam serta Sukun, simbol kesuburan dan kehidupan.

Pada Jumat pagi (19/9/2025), ritual adat ziarah makam leluhur menjadi pembuka. Malam harinya, kirab budaya memeriahkan jalanan, disusul pementasan topeng menak—seni klasik khas Jawa yang kian jarang ditampilkan.

Sabtu (20/9/2025), agenda berlanjut dengan puncak hiburan sekaligus perayaan budaya: pentas seni rakyat Buto Gedruk, bantengan, jemparingan, lomba anak-anak, dan Anugerah Sekarbanjar. Malam harinya, gema pengajian Maulid menghadirkan KH. Dr. Rijal Mummaziq, yang menutup festival dengan nuansa spiritual.

Perekat Sosial dan Budaya

Festival Sekarbanjar bukan sekadar acara tahunan. Ia menjadi ruang perjumpaan warga lintas generasi, sekaligus medium untuk meneguhkan identitas kultural Kota Malang. Di tengah arus modernisasi, festival ini menunjukkan bahwa tradisi dapat dihidupkan kembali dengan kemasan segar tanpa kehilangan ruh aslinya.

“Yang membuat Festival Sekarbanjar berbeda adalah semangat keguyuban warganya. Dari menanam pohon, mengarak budaya, hingga mengaji bersama, semuanya menandakan bahwa agama, budaya, dan alam bisa menyatu dalam satu tarikan napas,” ujar Faisol.

Dengan keberlanjutan sejak 2023, Festival Sekarbanjar kini menjelma sebagai agenda kultural penting di Kota Malang, memperkaya khazanah perayaan Maulid Nabi di Nusantara. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.