TIMES MALANG, MAJALENGKA – Dear warga Majalengka, siapa yang tidak mengenal kue putu? Jajanan tradisional yang terbuat dari tepung beras, gula merah dan parutan kelapa tersebut masih digemari sampai sekarang.

Apalagi rasanya yang khas yakni perpaduan antara manis dan gurih serta teksturnya yang lembut membuat siapapun yang mencobanya akan merasa ketagihan. Terlebih paling cocok disajikan saat hujan.

Kue putu yang banyak digemari masyarakat mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa ini juga sudah banyak dijual di toko-toko kue dengan harga yang bervariasi sesuai dengan jenis kue putu itu sendiri.

Namun, khusus untuk di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kue legendaris ini sulit ditemukan. Karena nyaris tida ada yang menjajakan di toko-toko kue. Meski demikian, kue putu masih bisa dinikmati, karena masih ada penjual kue putu keliling.

Biasanya para pedagang kue putu tradisional yang ditemui berkeliling menjual putu dengan menaiki sepeda motor, sepeda onthel atau bahkan masih ada yang menggunakan pikulan.

Salah satu penjual putu keliling Joni. Pria berusia 45 tahun tersebut setiap harinya berkeliling menjajakan putu mulai dari rumahnya di kawasan Kota Majalengka hingga pelosok desa.

"Kelilingnya, tapi nggak mesti arahnya, seringnya keliling Majalengka. Untuk kue putu yang dijual seharga Rp 2000 per potongnya," ujar Joni kepada TIMES Indonesia, Minggu (4/2/2024).

Ia pun menjelaskan bahwa cara membuat kue putu cukup mudah dan bahan yang digunakan juga tidak banyak, yakni tepung beras, gula merah, dan kelapa.

"Berasnya digiling, nanti jadi tepung, kemudian dikukus sama diisi gula merah. Sembari mengukus kue putu ke dalam wadah yang berupa potongan-potongan bambu dan mengeluarkan bunyi nyaring," jelasnya. (*)