TIMES MALANG, MALANG – Hawai Group mulai menggeliat, wahana wisata yang berada dibawah naungannya seperti Museum Ganesya dan Malang Smart Arena kini mengembangkan diri dengan menyajikan lebih banyak edukasi.
Ini merupakan langkah awal manajemen Hawai Group sejak pandemi Covid-19 semakin mereda. "Kita semua berharap kedepan pandemi Covid-19 benar-benar selesai, sehingga semua komponen yang ada di bumi Nusantara ini menggeliat lagi, terutama untuk mendorong kembali roda perekonomian," kata Direktur Utama Hawai Group, Bambang Yudho Utomo kepada TIMES Indonesia.
Bahkan untuk high season pada akhir 2022 ini, kata Bambang, Hawai Group juga telah mempersiapkan banyak tambahan di Hawai Waterpark, Malang Night Paradise, wisata budaya di Museum Ganesya maupun panggung menarik untuk kebersamaan orang tua dan anak di Malang Smart Arena.
Museum Ganesya mulai Rabu (12/10/2022) juga bersolek dengan cara berkolaborasi dengan Museum Gubug Wayang Mojokerto yakni menambah koleksi baru lagi, Celengan Terakota Mojopahit.
Celengan Terakota Majapahit koleksi terbaru Museum Ganesya sangat menarik untuk dipelajari. (Foto: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Karena Museum Ganesya ini museum edukasi, Bambang Yudho Utomo berharap ke depan Museum Ganesya juga berkolaborasi dengan museum-museum yang lain. "Kebetulan ini sekaligus memperingati Hari Museum 2022," kata Bambang.
"Karena sekarang ini para pelajar mulai mencintai penjelajahan tentang sejarah, bahkan sampai ke jaman purbakala. Ini sebuah momen yang sangat luar biasa. Nah saya berharap Museum Ganesya harus inovatif, jemput bola, agar bagaimana anak-anak kita bisa mengetahui untuk bisa mempertahankan sejarah kita agar tidak hilang dikemudian hari," ujar Bambang.
Harapan Bambang itu tentu saja ditimpakan di pundak Zura Nurja Ana, 22, aremanita, yang kini telah dipercaya manajemen Hawai Group sebagai Direktur Museum Ganesya yang juga Direktur Museum Gubug Wayang Mojokerto.
Zura Nurja Ana, sore tadi dilantik sebagai Direktur Museum Ganesya lewat acara kesenian barongsai Lii Ong Xhii yang dinaungi Museum Gubug Wayang Mojokerto. Malam harinya ditampilkan yang perdana, Tari Keris.
Tari Keris ini untuk selanjutnya akan selalu ditampilkan di panggung utama Malang Night Paradise setiap hari Sabtu malam.
Kini banyak kelebihan yang bisa diedukasi dari Museum Ganesya yang memiliki ribuan koleksi ini. "Mulai dari jaman Majapahit, Singosari sampai Panji Malangan," tambah Zura.
Jadi, kata Zura, Museum Ganesya telah menata sedemikian rupa koleksi-koleksi sejarah yang bisa dipelajari oleh para pelajar ini. "Ini satu-satunya museum yang sarat dengan koleksi yang bisa diedukasi di Malang," katanya.
Museum Ganesya terletak di gedung, pintu gerbang masuk wahana Hawai Waterpark.
Lantai dua Museum Ganesya saat ini menjadi museum temporary, yakni tempat yang akan menyajikan koleksi berdasarkan kebutuhan pihak manajemen Hawai Group atau masukan pihak sekolah di Malang.
Escape Arena yang terletak di wahana Malang Smart Arena menyajikan permainan baru yang memberi edukasi kebersamaan antara orang tua dan anaknya dalam menyelesaikan sebuah persoalan. (Foto: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Mulai hari ini, Museum Ganesya juga melaunching koleksi barunya yang juga bercerita tentang Majapahit. "Disitu sekarang ada Celengan Terakota Mojopahit," kata Zura lagi.
Celengan Terakota Majapahit ini merupakan benda-benda peninggalan Majapahit, berupa celengan, tempat untuk menyimpan uang dari gerabah, dengan rupa-rupa bentuk mulai dari. hewan hingga manusia.
"Filosofi dari celengan ini adalah, bahwa sejak jaman Majapahit, ternyata kita sudah dibiasakan untuk menanamkan kebaikan," ujar Zura.
Benda-benda peninggalan Majapahit itu ditemukan setelah Kemerdekaan RI. Karena itu, lanjut Zura, koleksi Museum Ganesya kali ini bisa disebut koleksi Kamardikan, artinya koleksi yang diketemukan setelah kemerdekaan.
Celengan Terakota Majapahit yang dipajang di Museum Ganesya ada 12 buah. Bentuknya ada yang berupa hewan anjing, kera, gentong bahkan sampai ke bentuk manusia.
Ukurannya kecil, begitu juga lubang untuk memasukkan uang juga kecil. Mengapa kecil?, ternyata pada jaman Majapahit uang itu ukurannya tak lebih besar dari kancing baju. Karena itu lobang celengan-celengan itu juga kecil dan letaknya di bagian belakang atau punggung.
Escape Arena
Bukan hanya Museum Ganesya saja yang menggeliat dengan menambah koleksi edukasinya, Malang Smart Arena juga menyajikan wahana baru, Escape Arena namanya.
Escape Arena, kata Bambang Yudho, sebuah arena permainan yang memiliki misi, mempersatukan pemikiran serta kebersamaan antara orang tua dan anak.
"Jadi di dalam Escape Arena kami memberi kesempatan kepada orang tua dan anak untuk saling mengisi, saling membantu untuk menyelesaikan permainan," katanya.
Permainan Escape Arena ini bisa dibilang tempat berlatih antara orang tua dan anak untuk menyelesaikan masalah.
"Di sini kami mencoba memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bisa dekat dengan orang tua atau membangun bonding," tegas Bambang.
Escape Arena dibuat untuk bisa membuat anak belajar dan meningkatkan atau mengembangkan kemampuan sosial, kreativitas dan imaginasi, serta kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah.
Di dalam arena Escape Arena ada beberapa tema diantara koko melon, pingpong, dan labirin.
Hawai Group yang menaungi Hawai Waterpark, Museum Ganesya, Malang Night Paradise, dan Malang Smart Arena mulai menggeliat, dimana wahana-wahana itu mengembangkan diri menyajikan lebih banyak edukasi. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |