TIMES MALANG, MALANG – Rangkaian banjir yang kembali terjadi di sejumlah titik Kota Malang, disebut sebagai rapuhnya upaya mitigasi bencana yang dilakukan pemerintah kota. Meski persoalan penyebab banjir sudah berulang kali dibahas, penanganan struktural dinilai belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Anggota DPRD Kota Malang dari Dapil Klojen, H. Bayu Rekso Aji, menyampaikan bahwa faktor utama banjir, yakni drainase yang tidak berfungsi optimal dan sedimentasi yang menumpuk, bukanlah masalah baru. Ia menegaskan, berbagai laporan teknis, tinjauan lapangan, hingga rekomendasi telah disampaikan secara konsisten dalam lima tahun terakhir melalui forum resmi DPRD.
“Isu drainase dan sedimentasi ini sudah sangat sering kami sampaikan. Laporan dan rekomendasi datang berulang, tetapi tindakan nyata di lapangan belum terlihat maksimal,” kata Bayu.
Menurut Bayu, Kota Malang tidak lagi membutuhkan tambahan kajian akademik atau teori baru terkait banjir. Ia menilai permasalahan sudah terang dan terpetakan dengan baik. Yang mendesak sekarang adalah penegakan aturan yang lebih tegas. Terutama terkait bangunan yang menghambat aliran air, serta penganggaran yang diarahkan pada prioritas penanganan banjir.
“Kita tidak kekurangan argumen ataupun teori. Yang dibutuhkan adalah ketegasan dalam penegakan aturan dan fokus anggaran yang benar-benar diarahkan pada penanganan banjir,” ujarnya.
Dalam konteks penyusunan kebijakan anggaran, Bayu mendorong agar program RT Berkelas dievaluasi kembali menjelang pembahasan APBD 2027. Ia mengusulkan agar alokasi anggaran dapat dialihkan atau diperkuat untuk kebutuhan penanganan banjir, mengingat urgensi masalah yang terus berulang.
“Situasi banjir yang terus muncul dari waktu ke waktu harus menjadi pengingat bagi kita. Kota ini tidak boleh berputar dalam lingkaran masalah yang sudah kita ketahui sejak lama,” tegasnya.
Bayu berharap Pemkot bergerak lebih cepat dengan tindakan konkret, sementara DPRD mendukung melalui fungsi penganggaran dan pengawasan. Dengan kolaborasi yang lebih serius dan fokus, ia meyakini Kota Malang dapat membangun sistem mitigasi yang lebih kuat dan efektif untuk meminimalkan risiko bencana di masa mendatang. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |