TIMES MALANG, JAKARTA – Pesawat bermesin tunggal dengan 10 orang penumpangnya, Bering Air yang hilang sejak Kamis, ditemukan Sabtu (8/2/2025) hancur di Alaska. Tidak ada yang selamat di dalamnya.
Ini adalah kecelakaan penerbangan besar ketiga di Amerika Serikat dalam kurun waktu delapan hari.
Pada 29 Januari lalu, sebuah pesawat komersial bertabrakan dengan sebuah helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat di dekat Washington, DC, dan menewaskan 67 orang.
Dua hari kemudian, sebuah ambulans udara juga jatuh di Philadelphia, mengakibatkan kematian enam orang di dalam pesawat dan satu orang di darat.
Departemen Keamanan Publik Alaska menyatakan, pesawat kecil turboprop bermesin tunggal yang dioperasikan oleh Bering Air itu, Kamis (6/2/2025) sore sedang menjalani penerbangan dari Unalakleet menuju Nome, kemudian hilang dari pantauan radar.
Direktur operasi Bering Air, David Olson mengatakan, Cessna Caravan itu berangkat dari Unalakleet hari Kamis pukul 2:37 siang waktu setempat.
Kurang dari satu jam kemudian petugas kehilangan kontak dengan pesawat tersebut.
"Ini adalah kehilangan yang sangat besar bagi komunitas kami," kata Olson. "Kami turut berduka cita kepada keluarga para penumpang," tambahnya.
Seluruh 10 orang di dalamnya, termasuk sembilan penumpang dan pilotnya, tewas.
"Bangkai pesawat yang berkeping itu ditemukan sekitar 34 mil di tenggara Nome, dan tiga orang diantaranya diketemukan tewas di dalamnya," kata pihak militer maritim.
"Tujuh orang lainnya yang juga berada di pesawat, tetapi tidak bisa dijangkau karena kondisi pesawat," tambah Penjaga Pantai.
"Penjaga Pantai menentukan bahwa tingkat keparahan reruntuhan sudah melampaui kemungkinan untuk bertahan hidup," katanya.
Bering Air Cessna Caravan lepas landas pada hari Kamis dari Unalakleet, di pantai timur Norton Sound di Alaska barat, dan menuju ke Nome sekitar 140 mil jauhnya.
Ada sembilan penumpang dan satu pilot di dalamnya.
Analisis radar menunjukkan, bahwa sekitar pukul 3:18 siang hari Kamis pesawat ini mengalami semacam peristiwa yang menyebabkannya mengalami penurunan ketinggian dan kecepatan yang cepat," kata Letnan Komandan Penjaga Pantai, Benjamin McIntyre-Coble.
Setelah reruntuhan pesawat ditemukan pada hari Jumat, dua perenang Penjaga Pantai diturunkan dengan helikopter, dimana mereka menemukan tiga orang tewas di bagian depan pesawat.
"Doa kami menyertai keluarga, sahabat, dan masyarakat yang berduka atas tragedi ini," kata Dunleavy dalam sebuah pernyataan.
Departemen Pemadam Kebakaran Relawan Nome mengatakan tim pencarian dan penyelamatannya sedang berjalan sampai sekarang untuk upaya pemulihan, dengan bantuan dari Garda Nasional Alaska.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan pihaknya sedang membentuk tim untuk menyelidiki kecelakaan itu.
Nome dan Unalakleet tidak dilayani oleh sistem jalan raya negara bagian, sehingga udara dan air atau mobil salju dan jalan setapak menjadi moda transportasi utama antara keduanya.
Senator Lisa Murkowski, R-Alaska mengatakan pada hari Jumat, bahwa hatinya hancur mendengar berita dari Nome itu. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |