TIMES MALANG, MALANG – Arya Satya Andi Pratama yang kini menginjak umur 21 tahun terus bekerja keras dalam menciptakan hasil-hasil karya lukisannya. Pemuda asal Malang yang memiliki keterbatasan (Difabel) Down Syndrome C1 sejak lahir, telah memulai sebagai pelukis sejak usia 8 tahun.
Bukan hanya sekedar hobi semata, Arya yang kini menjadi pelukis handal, ternyata memiliki darah seni dari sang ayah, Dedi Setya Dewanto (50) yang juga seorang pelukis hebat.
Memiliki hobi melukis binatang, Arya telah menorehkan banyak karya yang dipajang berbagai acara hingga menang lelang dan dibeli oleh Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah dan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika.
Ditemui pada kegiatan puncak Hari Difabel International di Gor Ken Arok pada Minggu (12/12/2021) lalu, ayah dari Arya, yakni Dedi menceritakan bahwa hasil karya sang anak menang lelang tersebut terjadi pada tanggal 19-21 November 2021 saat ada kegiatan di Gedung DPRD Kota Malang.
"Ada kegiatan bersama dia ikut. Dapat trofi. Lalu saat karyanya dilelang, itu menang dan diapresiasi Ketua MPR RI. Lalu di hari pertama, karyanya di beli pak Made (Ketua DPRD Kota Malang) dan juga dapat dukungan dari ibu Sri Untari, ini momen besar," ujar Dedi.
Arya Satya Andi Pratama (21) saat melukis diatas kanvas. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Awal mula diusia 8 tahun, Arya masih melukis menggunakan pensil. Kemudian, saat ia beranjak SMA, hobi tersebut semakin terlihat dan sang ayah pun memoles bakat seni Arya.
"Waktu SMA dia (Arya) bisa fokus. Awalnya belajar sendiri, lalu saya leskan juga, karena dia suka," ungkapnya.
Dedi menyebutkan, kegemaran Arya memang melukis berbagai macam binatang dan pemandangan.
"Kan ada objeknya. Dia lebih suka dan fokus. Sekarang banyak melukis kehidupan hewan, bisa dilihat dari seluruh karyanya," katanya.
Melihat bakat dan kecintaan Arya pada seni lukis, sang ayah semakin memberi ruang bebas dan memaksimalkan hobi melukis dari Arya. Dirinya tak segan-segan mengikutkan Arya dalam komunitas Ikatan Pelukis Indonesia.
Hal itu dilakukan Dedi, agar Arya yang memang seorang Difabel, tetap bisa diterima oleh semua kalangan, khususnya para pelukis senior yang tergabung dalam Ikatan Pelukis Indonesia.
Keinginan Arya selanjutnya adalah bisa membuat suatu kegiatan, yakni pameran tunggal yang menampilkan seluruh hasil karya Arya dan bisa diperjualbelikan. "Keinginan dia bisa ikut pameran dan membuat pameran sendiri," ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |