TIMES MALANG, MALANG – Wali Kota Malang Sutiaji terus menginstruksikan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bisa mengebut penyelesaian tata kelola gedung Malang Creative Center (MCC).
Gedung delapan lantai sebagai pusat pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) Kota Malang ini sudah hampir selesai. Pemkot Malang tinggal melakukan pengisian seluruh ruang sesuai rencana, termasuk memilah pihak ketiga untuk masuk pada opsi penyewaan ruang.
Setidaknya, Sutiaji menyebutkan sekitar 25 persen dari keseluruhan ruang di gedung delapan lantai tersebut bakal disewakan. Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan guna meng-cover biaya operasional yang ditaksir mencapai Rp6 miliar per tahunnya.
"Setiap lantai gak banyak. Antara dua sampai lima ruang. Pokoknya gak sampai 30 persen ruang yang disewakan," ujar Sutiaji, Minggu (4/9/2022).
Kriteria ruang yang bakal disewakan setidaknya seperti ruang Bioskop yang berada di lantai lima, kemudian seperti ruang-ruang atau stan untuk berjualan kopi atau kuliner dan tentunya hotel kapsul yang telah direncanakan bakal tersedia di gedung MCC.
"Kalau itu (Bioskop) di sana wajib menampilkan karya anak-anak Malang, seperti film pendek. Itu kan bisa diputar sebelum film (komersil) ditayangkan," ungkapnya.
Namun, nantinya pengelolaan sewa ruang di gedung MCC bakal dipegang oleh Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas). Menurutnya, perusahaan plat merah itu memiliki rencana bisnis yang bisa menambah laba perusahaan.
Tapi Sutiaji tak menginginkan pembahasan soal untung rugi. Sebab, nantinya sewa yang dimaksud bukan sekedar profit oriented, akan tetapi bisa mewadahi karya pelaku ekraf Kota Malang.
"Kami kaji lagi, paling nanti November bisa segera terpakai. Sejauh ini juga sudah banyak yang nanya (sewa ruang). Mereka banyak yang ingin menempati," katanya.
Dari situ, sisanya sebanyak 75 persen, tegas Sutiaji diperuntukkan untuk publik space (ruang publik). Artinya, masyarakat bisa menggunakan sejumlah ruangan di gedung MCC secara gratis, seperti halnya Co-Working Space yang hampir tersedia di setiap lantainya.
"Jadi ini bukan untuk mencari pendapatan. Ini dibangun untuk UMKM 17 sub sektor ekraf. Mulai kriya, fashion IT, Aplikasi hingga Kuliner," pungkas Wali Kota Malang Sutiaji. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Deasy Mayasari |