TIMES MALANG, MALANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Malang mencatat 8.158 kejadian gempa bumi selama kurun 1 Januari-10 Desember 2024.
Dari hasil analisa Stasiun Geofisika Malang sampai 10 Desember 2024 tersebut, BMKG Malang merilis kondisi kegempaan di wilayah Jawa Timur berdasarkan kedalaman pusat gempa bumi.
Sebanyak 7.075 kejadian gempa bumi merupakan gempa bumi dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer (h < 60 km). Berikutnya, 1.072 kejadian gempa bumi menengah dengan kedalaman antara 60 kilometer sampai kurang dari 300 kilometer.
Sedangkan, kejadian gempa bumi dalam dengan kedalaman lebih dari 300 kilometer (h ≥ 300 km) tercatat 11 kejadian.
Laporan kondisi Kegempaan di Jawa Timur diterbitkan BMKG Stasiun Malang.
"Pada periode 1 Januari sampai 10 Desember 2024 di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya terjadi 8.158 kejadian gempa bumi. Selama periode 2024 ini, getaran Magnitudo terbesar tercatat M 6.5 dan magnitudo terkecil yaitu M 0.7," terang Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri, kepada TIMES Indonesia, Jum'at (13/12/2024).
Ia lalu menjelaskan, kejadian gempa bumi terbanyak terekam pada Maret 2024 dengan jumlah 1.073 kejadian gempa bumi. Sedangkan, kejadian gempa bumi paling sedikit terekam, selama Juli 2024 dengan jumlah 561 kejadian.
Menurut Ma'muri, kejadian gempa bumi disebabkan adanya aktivitas pertemuan lempeng tektonik IndoAustralia dengan lempeng Eurasia, serta disebabkan aktivitas patahan lokal.
BMKG Stasiun Malang juga mencatat, hingga saat ini, terdapat 72 kejadian gempa bumi yang sampai dirasakan masyarakat.
Laporan kondisi Kegempaan di Jawa Timur diterbitkan BMKG Stasiun Malang.
"Dari data yang ada, dapat kita lihat Jawa Timur merupakan daerah rawan gempa bumi dan sampai saat ini terjadinya gempa belum bisa diprediksi, serta tidak mengenal adanya siklus gempa bumi," terangnya.
Ma'muri menambahkan, berdasarkan data rekaman kejadian gempa bumi tersebut, sebagian besar terjadi di kedalaman laut.
"Pada umumnya, sebagian besar magnitude gempa di bawah 5 M, sehingga gempa bumi yang terjadi setahun terakhir tidak ada yang berpotensi tsunami," jelasnya.
Akan tetapi, berdasarkan historinya, di Jawa Timur pernah terjadi gempa yang menimbulkan tsunami, yakni bencana tsunami Banyuwangi tahun 1994 silam.
Dengan pengalaman kejadian 1994 ini, menurut Ma'muri masih ada kemungkinan potensi tsunami di wilayah Jawa Timur.
"Tsunami itu berpotensi terjadi ketika terjadi gempa bumi dahsyat, yang getarannya sampai tidak bisa membuat orang berdiri. Nah, jika ini dirasakan terutama saat di daerah pesisir atau perairan, maka harus secepatnya mencari tempat yang lebih tinggi untuk menghindarinya," demikian Ma'muri. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |