TIMES MALANG, MALANG – Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Kepala Dinas Kesehatan dan Dandim 0833/Kota Malang memantau langsung pelaksanaan tes swab antigen bagi puluhan warga perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau, Tlogomas, Kota Malang.
Di perumahan ini diduga telah terjadi klaster baru yang mengakibatkan belasan warganya terpapar Covid-19.
Tes Swab Antigen yang awalnya dilakukan kepada 30 warga ternyata terus bertambah dikarenakan memang adanya tambahan tiga warganya yang positif Covid-19 setelah dilakukan swab.
Warga dari 4 RT yang berada di RW 9 Perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau tersebut awalnya dari informasi ada sekitar 17 warga terpapar Covid-19 pada Minggu (16/5) lalu bertambah lagi satu yang terpapar Covid-19.
Kemudian, dilakukanlah Swab Antigen pada Senin (17/5) dengan hasil sementara terjadi penambahan tiga warga terpapar Covid-19 dengan total saat ini ada 21 warga yang terpapar Covid-19.
"Awalnya kita swab 30 warga, sekarang sudah 43 lebih yang kita swab dan tadi ada tambahan tiga, jadi total ada 21 ya (yang terpapar Covid-19)," ujar Sutiaji, Senin (17/5/2021).
Dikatakan Sutiaji, saat ini melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bersama Puskesmas sekitar melakukan pencarian penyebab awal penyebaran Covid-19 tersebut. Sehingga menurutnya, memang penting agar bisa mengetahui transmisi dari mutasi virus apa yang saat ini terkena kepada warga Bukti Hijau dan Permata Hijau.
"Menurut saya penting untuk dilakukan Tracing ini. Supaya tidak terjadi transmisi penularan lebih luas lagi. Sama nanti juga ada laporan jenis mutasinya ini jenis mana, virus yang mana, sehingga kita mampu mendeteksi," ungkapnya.
Dengan itu, lanjut Sutiaji, dirinya tidak ingin terjadi lagi klaster baru yang berlebihan. Sehingga saat ini sesuai dengan kebijakan, masjid Al-Waqar yang diduga menjadi tempat penyebaran virus tersebut sementara ditutup selama 14 hari dan dilakukan sterilisasi.
"Ini juga harus dimaklumi dan dipahami oleh seluruh masyarakat. Kalau tempt ibadah disini ditutup harapan kami juga jangan berpindah ke tempat ibadah lain dulu," imbuhnya.
Dengan adanya kejadian klaster Covid-19 ini, Sutiaji menekankan kepada warga yang saat ini masih ada sekitar 3 keluarga yang berisi dua atau tiga orang dalam satu keluarga yang masih melakukan isolasi mandiri untuk bisa segara masuk ke RS Lapangan maupun Safe House untuk menjalani karantina.
Hal ini dilakukan memang untuk mencegah adanya penyebaran lagi dan segera bisa ditangani dengan baik. Apalagi dicontohkan Sutiaji jika keluarga tersebut memesan makanan melalui online dan diantarkan bisa jadi menimbulkan klaster baru dan hal ini yang tak diinginkan.
"Saya khawatir ketika dia butuh makan terus dia pesan online lalu dia memberi uang nanti ada transmisi. Itu yang dikhawatirkan. Kenapa sih kita harus masuk ke RS Lapangan atau Safe House, ya karena itu. Saya minta kesadaran masyarakat, ini dibantu pak RW, Lurah, Camat, Kapolsek, Danramil, Dandim, Kapolres dan kami terus melakukan imbauan itu," jelasnya.
Terlebih lagi, menurut informasi, kata Sutiaji, orang pertama yang terpapar tersebut, memang tak ada aktifitas lain. Hanya saja beraktifitas dari rumah ke masjid saja.
"Dari bu Lurah, awalnya yang terkena tak ada aktifitas lain. Hanya dari rumah ke masjid saja. Itu yang awal kena. Jadi akan terus kita cari tahu dan yang terpenting itu protokol kesehatan tetap harus dilakukan," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menyebutkan, semua warga yang kontak erat akan dilakukan Swab Antigen dan yang saat ini masih melakukan isolasi mandiri akan dilakukan dukasi agar mau berpindah ke Safe House atau RS Lapangan Idjen Boulevard.
"Yang hadir ada 60 orang yang semua ada kontak erat ya. Dari tambahan tiga orang yang positif masih isolasi mandiri dan nanti kami edukasi biar masuk Safe House," pungkasnya tentang kondisi perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Irfan Anshori |