TIMES MALANG, JAKARTA – TikTok telah menghapus 81.518.334 juta video yang dinilai melanggar pedoman komunitas atau persyaratan layanan selama kuartal dua, periode 1 April sampai 30 Juni 2021. Jumlah tersebut hanya 1 persen dari total video yang diunggah di paltform media sosial TikTok. 

Penghapusan video oleh TikTok ini menggunakan teknologi yang secara otomatis menghapus konten yang melanggar kebijakan mulai dari keamanan, konten telanjang dan aktivitas seksual, konten kekerasan dan vulgar, serta aktivitas ilegal.

Terkait hoaks covid-19, video yang dihapus TikTok mencapai 27.518 video.

"Pada kuartal kedua, TikTok menghapus 27.518 video terkait hoaks atau informasi palsu seputar covid-19," demikian laporan TikTok dilansir techcrunch.com.

Lebih lanjut dilaporkan TikTok, ada 83 persen dari video hoaks covid yang dihapus sebelum dilaporkan oleh pengguna. Selain itu 87,6 persen dari video tersebut dihapus dalam waktu 24 jam setelah diposting, dan 69,7 persen dari video tersebut tidak ditonton.

Sementara itu, pusat informasi Covid-19 yang dikembangkan TikTok bekerja sama dengan WHO dan CDC, telah dilihat lebih dari 921 juta kali oleh penggunanya di seluruh dunia.

TikTok terus berkembang. Pengguna aktif platform ini telah melampaui 1 miliar terhitung hingga bulan lalu.

Mengutip liputan6.com, TikTok juga telah melarang dan menghapus konten hoaks atau konten yang menyesatkan tentang covid-19, vaksin, dan disinformasi antivaksin.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)