TIMES MALANG, MALANG – Minat wisatawan terhadap hotel berbintang di Kota Malang terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang yang dirilis Desember 2025, tingkat okupansi hotel berbintang pada Oktober 2025 tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hotel non-bintang.
BPS mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Oktober 2025 mencapai 65,10 persen, naik 7,16 poin dari September 2025 yang berada di angka 57,94 persen. Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Oktober 2024), angka ini juga meningkat 1,28 poin dari posisi 63,82 persen.
Sementara itu, TPK hotel non-bintang di Kota Malang pada Oktober 2025 tercatat 35,01 persen. Angka ini hanya naik tipis 0,61 poin dibandingkan September 2025 yang berada pada angka 34,40 persen, namun tercatat meningkat cukup signifikan 8,72 poin dibandingkan Oktober 2024 yang hanya mencapai 26,29 persen.
Sebagai informasi, TPK sendiri merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan tingkat produktivitas usaha jasa akomodasi. Jika TPK besar dan cenderung mendekati 100 persen, maka dapat diartikan bahwa sebagian besar kamar akomodasi laku terjual. Pada Oktober 2025 TPK hotel di Kota Malang mencapai 51,53 persen, dengan kata lain dari 100 kamar yang disediakan oleh seluruh hotel di Kota Malang sebanyak 51 hingga 52 kamar diantaranya telah terisi setiap malamnya
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menilai tingginya okupansi hotel berbintang menunjukkan bahwa wisatawan yang datang ke Kota Malang semakin selektif dalam memilih akomodasi. Menurutnya, kenyamanan, fasilitas lengkap, serta kualitas pelayanan membuat hotel berbintang lebih diminati.
“Daya tarik kunjungan wisata di Kota Malang bukan hanya wisata saja, tetapi juga beragam penginapan seperti hotel yang bagus. Apalagi kalau ada event, semua hotel di Malang pasti penuh,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan bahwa tren sport tourism menjadi salah satu faktor yang mendorong tingginya tingkat hunian. Setiap kali digelar kegiatan seperti lomba lari, fun walk, atau event sepeda, okupansi hotel melonjak drastis.
“Sekarang ini yang lagi ramai itu sport tourism. Misalkan kita mengadakan lari atau jalan sehat, sepeda. Pasti tidak ada hotel yang kosong. Bahkan banyak wisatawan akhirnya mencari hotel di luar Malang karena di Malang sendiri sudah penuh,” jelasnya.
Wahyu berharap tren positif tingkat hunian hotel, baik berbintang maupun non-bintang, dapat berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang. Dengan jumlah wisatawan yang terus bertambah, sektor pariwisata dan perhotelan berpotensi menjadi pilar ekonomi yang semakin kuat.
“Ini diharapkan bisa terus meningkatkan PAD Kota Malang,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Imadudin Muhammad |