TIMES MALANG, MALANG – Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) kembali menggelar program Pengabdian Masyarakat dengan mengusung topik "Peningkatan Kapasitas SDM dalam Manajemen Komunikasi Risiko dan Kerawanan Bencana serta Kecelakaan di Bamboo Mewek Park Malang."
Program tahunan ini terdiri dari acara workshop yang dilaksanakan pada hari Minggu, 10 September 2023. Program yang berbentuk workshop ini berkolaborasi bersama Lembaga Pengelola Bamboo Mewek Park yang telah bekerja sama dengan Tim Pengabdian selama dua tahun berturut-turut.
Program ini digagas oleh Maulina Pia Wulandari, Ph.D., selaku pakar Ilmu Komunikasi UB, serta Dosen Ilmu Komunikasi UB, Yuyun Agus Riani, S.Pd., M.Sc. Pada kesempatan kali ini, tim mengundang Ns. Lena Yulianti, S.Kep., tenaga kesehatan dari RSUD Fatmawati Jakarta, dan Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Universitas Brawijaya serta Tim SAR Trenggana Malang untuk meningkatkan kompetensi manajemen risiko dan kerawanan bencana secara menyeluruh.
"Program Pengabdian Masyarakat Bersama Bamboo Mewek Park ini merupakan lanjutan dari program yang sudah dijalani sejak tahun 2022," kata Pia.
Pia menyampaikan setelah berfokus pada perencanaan bisnis tahun lalu, kali ini FISIP UB membekali Pengelola BMP dengan materi dan praktek tentang komunikasi risiko dan kerawanan bencana agar ketika BMP sudah mulai beroperasi secara penuh nanti, para pengelola sudah paham dan siap siaga terhadap risiko-risiko yang bisa muncul.
Sebagai dosen Ilmu Komunikasi, Yuyun berfokus pada manajemen risiko dari perspektif komunikasi. Yuyun mengatakan bahwa penting bagi Pengelola Bamboo Mewek Park untuk memahami bahwa terdapat beberapa risiko bencana karena lokasinya yang dikelilingi oleh sungai dan hamparan hutan bambu.
"Sebagai pengelola, kita harus mengkomunikasikan risiko-risiko terkait hal-hal yang membahayakan di Bamboo Mewek Park serta mengedukasi pengunjung sedini mungkin. Tidak hanya itu, harus ada community engagement atau keterlibatan komunitas karena pengelolaan destinasi ekowisata ini merupakan tanggung jawab bersama," ujar Yuyun.
Sebagai praktisi yang berkecimpung di dunia kesehatan dan keadaan darurat bencana, Lena menekankan pentingnya evakuasi korban dengan serangkaian pertolongan pertama.
"Memberikan pertolongan pertama merupakan hal yang penting dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan, memberi rasa nyaman, dan menunjang proses penyembuhan," kata
"Serangkaian langkah tersebut harus bisa dilakukan sebelum tim medis serta ambulance datang. Tidak hanya itu, perlengkapan P3K juga merupakan hal yang terpenting dan harus ada dalam lokasi wisata alam," ujar Lena.
Selain mendapat materi dari dua narasumber, para peserta workshop juga berkesempatan untuk mempraktekkan evakuasi korban di area sungai yang ada di Bamboo Mewek Park bersama Tim SAR Trenggana Malang.
Simulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua pihak, terutama pengelola, memiliki kesiapan dan keterampilan yang baik untuk mengatasi situasi darurat dengan cepat. Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya pihak pengelola untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung selama berada di Bamboo Mewek Park.
"Saya berterima kasih kepada Tim Pengabdian Masyarakat dari FISIP UB atas pendampingan bagi kami terkait kerawanan bencana. Ini merupakan hal yang urgent dan persiapan awal bagi BMP sebelum beroperasi menjadi destinasi wisata yang aman bagi pengunjung," ujar Budi Fathoni selaku penanggung jawab Pengelola Bamboo Mewek Park Malang.(ADV)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Imadudin Muhammad |