https://malang.times.co.id/
Berita

Aktivis SALAM Rintis Jalur Interpretasi Ekowisata Burung di Kawasan Hutan Lindung

Jumat, 17 November 2023 - 18:07
Aktivis SALAM Rintis Jalur Interpretasi Ekowisata Burung di Kawasan Hutan Lindung Pengamatan burung dipandu aktivis Sahabat Alam Indonesia di salah satu kawasan ekowisata Hutan Lindung di Malang selatan. (FOTO: IST)

TIMES MALANG, MALANG – Relawan Sahabat Alam Indonesia (SALAM), terus menunjukkan atensinya pada isu-isu konservasi alam. Salah satunya, SALAM tengah menginisiasi jalur interpretasi ekowisata habitat burung di kawasan Kabupaten Malang selatan. 

"Fokus kami sejauh ini adalah menjaga ekosistem hutan pesisir, pengamatan satwa liar, juga analisis interpretasi pemanfaatan ekowisata dan lainnya," kata Head of General Affair Sahabat Alam Indonesia, Risang Monne, Jum'at, (17/11/2023) siang. 

Pengamatan-burung-2.jpg

Dikatakan, sejak tahun 2017 lalu, SALAM sudah memulai dengan mengenalkan bagian lain dari ekowisata melalui wildlife tour. Yakni, dengan mengembangkan wisata minat khusus birdwatching (pengamatan burung).

Ancaman kepunahan beberapa satwa burung  yang bisa terjadi akibat perburuan memang menjadi perhatian serius relawan SALAM. Menurut Risang, hal ini sebagai pengalih dari adanya perburuan yang masih tinggi di kawasan hutan lindung tersisa di Malang selatan.

Burung.jpgAnakan burung Elang Jawa di sarangnya, tampak dalam pengamatan wildlife tour yang diinisias (FOTO: IST) 

"Aktivitas pengamatan burung ini mampu mendatangkan para fotografer alam liar, mulai lokal hingga mancanegara, untuk sekadar mengabadikan keindahan-keindahan kehidupan alam liar kita," jelasnya. 

Dari kedatangan mereka, lanjutnya, diharapkan mampu membawa nilai kebermanfaatan bagi warga lokal. Seperti, menyediakan jasa pemandu hutan, catering, hingga homestay yang dipunyai warga. 

Menurut Risang, dari 130 jenis burung yang berhasil didata di hutan lindung tersisa kawasan Malang selatan, ada beberapa jenis burung yang menjadi idola fotografer alam liar. Seperti, burung PAOK pancawarna, Elang Jawa, burung-burung jenis king fisher, dan beberapa jenis burung Hantu. 

"Ada potensi ancaman terhadap ekosistem satwa liar, karena alih fungsi dan pembukaan lahan dari Hutan Lindung menjadi ladang atau babatan untuk ditanam. Pembukaan area wisata masal baru juga bisa mengancam habitatnya," tandasnya. 

Bahkan, Jalur Lintas Selatan (JLS) yang sebenarnya bisa memotong daya jelajah satwa, kerap tidak aman, karena beberapa kali ditemukan satwa tertabrak kendaraan yang lalu lalang. 

Fokus area Sahabat Alam Indonesia pada perlindungan hutan lindung tersisa Malang selatan sendiri, titiknya mulai dari wilayah kecamatan Bantur hingga Donomulyo. Tepatnya, berada di wilayah Desa Srigonco, Sumberbening, Bandungrejo, Tulung Rejo, Banjarrejo dan Kedung Salam. 

Menurut Risang, peran pemangku kepentingan juga sudah maksimal dengan keterbatasan SDM dan anggaran. Sehingga, masyarakat juga dituntut aktif untuk membantu perlindungan kawasan khusus hutan lindung tersisa Malang selatan tersebut. 

"Setidaknya, mereka bisa mengingatkan teman, keluarga, tetangga dan rekan kerja untuk tidak berburu atau melakukan kegiatan yang bisa merusak dan mengganggu keberlangsungan ekosistem hutan tersisa, seperti berburu senapan angin, nggladak, mencari tanaman bonsai dan lainnya," harapnya. (*) 

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.