TIMES MALANG, MALANG – Kawasan Kayutangan Heritage menjadi salah satu spot baru yang ikonik di Kota Malang. Tak jarang wisatawan tertarik berkunjung untuk menikmati kawasan heritage yang dilindungi.
Berada di Jalan Basuki Rahmat, Klojen, Kota Malang, Kawasan Kayutangan Heritage ini padat dengan berbagai suguhan. Mulai bangunan klasik, kuliner, cafe, makanan tradisional, penampilan musik, hingga varian oleh-oleh.
Pemkot Malang bersemangat membangkitkan kawasan Kampung Kayutangan Heritage Malang semakin maju. Terutama di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Sekitar 120 UMKM di kawasan kayutangan di 4 RW ini," kata Ketua Pokdarwis Kayutangan Heritage, Mila Kurniawati saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Rabu (3/11/2022).
Mila menjelaskan pengembangan Kampung Kayutangan Heritage juga masuk dalam program unggulan Disperindag Pemkot Malang. Program tersebut meliputi program Desa Wisata Heritage Kayutangan sebagai tuan rumah sesi lomba pemotretan, pemaksimalkan pasar Krempyeng, pengadaan koperasi Kampung Kayutangan Heritage, pengikutsertaaan pameran UMKM se-Malang Raya, kemudahan dalam mengurus NIB, dan label halal.
Lalu, program semua ASN Kota malang wajib foto di Desa Wisata Heritage Kayutangan, dan Pelatihan pembuatan kue Onbijtkoek (kue oleh-oleh khas Kayutangan).
“Bersama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak sesuai tupoksi, untuk Desa Wisata Heritage Kayutangan kembali bangkit,” kata Mila.
Ia mendukung berorbitnya pelaku UMKM yang mewarnai kawasan Kayutangan Heritage. Seperti kerajinan tangan, kuliner tradisional, penampilan musik keroncong, dan lainnya.
Meskipun tren cafe kekinian dan penampilan musik modern mulai menjamur di koridor kayutangan, ia tidak terlalu mempermasalahkan karena faktanya banyak kaum milenial yang menyukainya.
Kendati demikian, harus ada regulasi yang diatur oleh pemerintah terkait tatatan, suguhan, dan sistem di kawasan kayutangan heritage agar esensi Heritage-nya tetap terjaga dan dilestarikan dengan baik.
"Harus ada unsur heritage-nya dimana. Boleh dimodifikasi seperti apa tapi tidak boleh meninggalkan pakem heritage itu. Pertunjukan musik juga diarahkan ke lagu-lagu tradisional. Syukur-syukur khas kesenian Malang," tuturnya.
Pihaknya ingin merancang kerjasama dengan pelaku usaha modern seperti cafe kekinian untuk tetap menampilkan sisi heritage. Misalnya, menampilkan dan turut menjual produk-produk unggulan UMKM.
"Kita ingin kerjasama pemilik cafe setidaknya ada produk warga yang dijual disana. Kalau ga begitu kita hanya penonton. Itu harus diatur dalam regulasi," tegasnya.
Berkaitan dengan UMKM kerajinan tangan atau handmade di kayutangan, M Taufik Qurochman, pria 28 tahun ini memiliki keuletan dalam menggali kreativitas memproduksi produk-produk unggulan untuk oleh-oleh khas yang bisa dibeli pengunjung.
Taufik, asal Kota Malang, adalah salah satu pelaku UMKM di kayutangan. Ia berharap memproduksi karya terbuat dari limbah paralon dan kayu untuk dijadikan gantungan kunci, kotak korek dan rokok, nomor rumah, hiasan dinding basik kayu, dudukan hp, lampu hias dari paralon, kaligrafi paralon, dll.
"Semua saya buat sendiri. 100 persen handmade dan bisa pesan custom," kata Taufik kepada TIMES Indonesia.
Ia menjelaskan pengunjung rata-rata membeli lampu hias terbuat dari paralon, juga gantungan kunci khas singo edan. Sabtu-Minggu adalah hari hoki baginya, sebab pengunjung ramai mendatangi toko kecilnya itu.
"Lampu hias ada yang berkarakter seperti singa dan naga. Lampu hias bisa custom kecuali wajah orang. Masih belum tersedia. Penjualan juga online shop,” jelasnya.
Setiap hari, Taufik berkecimpung dengan dunia kerajinan tangan. Setiap produk memiliki tingkat kesulitan tersendiri sehingga lama pengerjaan tergantung dari detail karakter yang akan dibuat.
Oleh-oleh bahan paralon dibandrol mulai harga 20 ribu hingga 150 ribu. Sedangkan oleh-oleh bahan kayu dijual mulai 5 ribu hingga 150 ribu.
"Keinginan akan ada bahan dari bambu. Masih belajar dan akan terus berkembang," ucapnya.
Data Pemkot Malang menyebutkan Kota Malang memiliki kurang lebih 8.000 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Keberpihakan Pemkot Malang terhadap UMKM Lokal sangat nyata dan terus dikuatkan, diantaranya dengan penerbitan Surat Edaran Wali Kota Malang Nomor 5 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Pelaku Ekonomi Kreatif Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kota Malang Melalui Aplikasi Jatim Bejo dan Bela Pengadaan.
Pemerintah Kota Malang juga telah mengalokasikan 46 persen pengadaan barang dan jasa yang dipeuntukkan bagi jenis usaha kecil dan atau koperasi pada tahun anggaran 2022. Sejumlah sentra industri UMKM unggulan diantaranya yakni: Keripik Tempe, Batik, Fesyen, Painting, Keramik, Rotan, Sanitair, Gerabah, Mebel, Raket, dll.
Wali Kota Malang Sutiaji ingin keterlibatan para pelajar Kota Malang bisa ikut membangkitkan ekonomi wisata di Kota Malang mulai sekarang dan seterusnya.
"Keterlibatan komunitas itu penting. Kita juga punya mahasiswa dan siswa untuk bisa dilibatkan. Intinya agenda rutin ini untuk wisatawan luar dan lokal agar bisa bertambah," katanya.
Pemkot Malang sendiri juga telah menargetkan kedatangan wisatawan lokal dan mancanegara ke Kota Malang sebanyak 1,9 juta orang pada 2022, termasuk ke kawasan Kayutangan Heritage. Harapan itu muncul setelah pandemi Covid-19 melandai dan sektor ekonomi kreatif dan wisata mulai dibangkitkan kembali di Kota Malang. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |