Ekonomi

Kementan Dorong Generasi Milenial Geluti Wirausaha Pertanian

Senin, 13 September 2021 - 15:07
Kementan Dorong Generasi Milenial Geluti Wirausaha Pertanian Bibit Alfan (kaos coklat), generasi milenial asal Malang saat bersama tim dari Polbangtan Malang dan BPP Wagir, Kabupaten Malang. (FOTO: Polbangtan Malang)

TIMES MALANG, MALANG – Kementerian Pertanian (Kementan) menjaring generasi milenial untuk menjadi ikon pelopor yang dapat menggerakkan pertanian agar lebih menarik bagi generasi muda. Salah satu pemuda tersebut adalah Bibit Alfan, asal Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Alfan, sapaannya, sudah sejak tiga tahun ini mengembangkan ternak kambing etawa. Ia terlibat sebagai pemuda pelopor setelah tim dari Politeknik Pembangungan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) mulai melakukan verifikasi dan validasi terhadap petani muda milenial yang ada di Kabupaten Malang.

Tim dari Polbangtan Malang ini dipimpin oleh Sutoyo, Mutmakinah, dan Heru Waskito. Pada Sabtu (11/9/2021) lalu, mereka mengunjungi rumah Bibit Alfan, penerima hibah bantuan kompetensi Program YESS, program yang diinisiasi Kementan bersama IFAD (International Fund for Agricultural Development).

Bibit Alfan didampingi Fasilitator Kecamatan Wagir, A Hibatullah dan tim dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Wagir, Ferly Tambunan, serta Suhardi selaku penyuluh wilayah binaan.

Sutoyo menjelaskan, tujuan dari konsep pemuda milenial ini untuk memberikan motivasi kepada generasi muda agar lebih mencintai dan tertarik terhadap dunia pertanian, sesuai dengan kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan.

"Dengan masih banyaknya petani yang berusia tua dan sedikitnya generasi muda akan menyebabkan pertanian akan ditinggalkan dan bahkan bisa tidak ada yang akan menggantikannya," ujarnya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Senin (13/9/2021).

Bibit Alfan a

Tim Polbangtan Malang dan BPP Wagir foto bersama Bibit Alfan di depan kandang kambing etawa. (FOTO: Polbangtan Malang) 

Ia mengatakan, konsep petani milenial ini lebih mengarahkan generasi muda menjadi seorang agroentrepreneur atau wirausahawan pertanian yang berjiwa mandiri dan berdaya saing. Dengan konsep pemuda yang Tumbuh–Berkembang-Mandiri, lanjut dia, diharapkan pemuda yang sudah memiliki ketertarikan dalam bidang pertanian diberikan pembinaan dan pendampingan melalui usaha yang dimilikinya.

Upaya pembinaan dan pendampingan tersebut agar peserta termotivasi lebih dapat berkembang dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang ada. "Pemuda dilatih menjadi mandiri, dapat mencari solusi jika ada masalah dan hambatan. Kemudian dapat mencari pertimbangan atau masukan dari pihak terkait atau memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada," jelasnya. 
 
Bibit Alfan adalah contoh dari pemuda milenial yang mendapat manfaat dari Program YESS. Dalam mengembangkan ternak kambing Etawa, ia menggunakan konsep breeding dan fattening. Yaitu konsep perkawinan ternak kambing etawa untuk menghasilkan turunan yang unggul. Dan konsep penggemukan untuk menghasilkan bobot daging yang diharapkan berdasarkan usia kambing. 

Alfan menuturkan, usahanya dimulai ketika membeli anakan kambing pejantan etawa unggul yang kemudian dikawinkan dengan betina etawa. Dan ternyata mendapatkan anakan yang unggul di mana diketahui ketika dikumpulkan bersama anakan kambing lainnya. 

Sedangkan pemeliharaannya, kata dia,  melalui kandang bertingkat. Di mana kolong bawah digunakan untuk memudahkan pembersihan kandang. Sementara kotoran kambingnya langsung dimanfaatkan oleh petani pekebun jeruk yang berada tidak jauh dari kandang. 

Selain itu dalam proses penggemukan, kambing diberikan pakan segar langsung dari sekitar. Cara ini yang menjadikan keunggulan karena pakan yang melimpah. Alfan menuturkan, ia melibatkan tetangga atau masyarakat sekitar untuk dapat mengembangkan ternak kambingnya.

Pelibatan tersebut sesuai dengan konsep agrosocioentrepreneur yang menekankan pada pelibatan atau pemberdayaan masyarakat sekitar untuk bangkit bersama. 

Sutoyo berharap pemuda milenial ini juga dapat bekerja sama dengan penyuluh yang ada dalam mengembangkan metode ternak kambing yang baik dan benar. Baik dari segi pemenuhan pakan, kandang, bahkan kesehatan ternak sendiri. 

Sutoyo menambahkan, proses yang sudah dan sedang dilakukan oleh Bibit Alfan dapat dituangkan dalam program kegiatan yang tersusun dan terjadwal secara benar. Alasannya, hibah program Yess ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah sehingga pengawasan dan pendampingannya dilakukan secara terstruktur, dan dievalusi setiap tahun.

"Agar didapat seorang entrepreneur yang berdaya saing dan mandiri serta dapat lebih mengembangkan minat pemuda untuk berkarya disektor pertanian," terangnya.

Sementara peran Balai Penyuluhan Pertanuan (BPP) juga penting untuk mendampingi pemuda milennial. BPP dapat membantu memberikan pengetahuan atau transfer of knowledge agar dalam kegiatan budidaya ternaknya. "Juga dapat saling bertukar informasi bagaimana cara atau langkah langkah yang tepat," kata Sutoyo. 

Upaya Kementan dalam meningkatkan kapasitas petani milenial ini sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo. Dalam berbagai kesempatan ia menekankan bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan pertanian adalah SDM Pertanian.

Saat ini, kata Mentan, jumlah pelaku pertanian semakin lama semakin menurun. Minat generasi muda terhadap pertanian kurang, karena dirasa tidak menarik dan tidak memberi masa depan yang menjanjikan.
Hal tersebut merupakan tantangan Kementerian Pertanian untuk menggerakkan generasi milenial melirik sektor pertanian dengan berbagai program. Salah satunya adalah program regenerasi petani dengan mencetak petani milenial yang berjiwa wirausaha pertanian dan berdaya saing. 

Dengan dilakukan peningkatan kapasitas pemuda perdesaan menjadi wirausahawan muda pertanian yang mempunyai akses permodalan, akses pemasaran dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum muda di wilayah perdesaan tersebut.

Senada dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial sangat potensial untuk melanjutkan pembangunan pertanian di Indonesia, karena mereka rata-rata cerdas, adaptif terhadap teknologi dan siap memasuki era pertanian 4.0. Mereka mampu menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern dari hulu sampai dengan hilir.

Dia mengatakan, upaya mencetak, memproses dan menjadikan pemuda perdesaan menjadi petani milenial, diperlukan dukungan dan sinergitas berbagai elemen, salah satunya adalah mengoptimalkan BPP menjadi pusat penggondokan petani milenial.

Kepala BPPSDMP Kementan itu melanjutkan, BPP sebagai pusat konsultasi agribnisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan, dapat membantu generasi petani milenial mengakses pasar, input pertanian, dukungan keuangan serta membatu menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait manajemen rantai pasokan dan pemasaran. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.