TIMES MALANG, MALANG – Harga komoditi pokok di Kota Malang jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai merangkak naik. Hal ini terpantau sejak Minggu (11/12/2022) di sejumlah pasar tradisional di Kota Malang.
Salah satu kenaikan harga komoditi pokok tersebut terjadi di Pasar Besar Kota Malang.
Salah satu pedagang, Mia (38) mengatakan, beberapa harga komoditi pokok memang mulai naik. Seperti halnya cabai rawit yang sebelumnya Rp41 ribu per kilogramnya, kini berada di harga Rp44 ribu per kilogramnya.
Kemudian, ada juga terong yang semula Rp8 ribu per kilogramnya, kini mencapai harga Rp12 ribu per kilogramnya.
Kemudian, ada juga kubis yang per kilogramnya seharga Rp6 ribu kini menjadi Rp10 ribu.
"Harga naik gini sudah biasa setiap akhir tahun. Besoknya bisa saja masih bakal naik. Mungkin sampai Februari 2023 nanti," ujar Mia, Minggu (11/12/2022).
Ia mengaku juga tak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga sejumlah komiditi pokok ini apa. Namun, dampak kenaikan harga ini memang membuat pembelinya mengurangi jumlah pembelian.
"Saya tanya ke grosir katanya karena curah hujan tinggi, jadi banyak sayur rusak. Sekarang ya biasanya orang beli satu kilo bisa dikurangi setengah, karena mahal harganya," ungkapnya.
Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji menyebutkan, kenaikan harga komoditi ini bukan karena adanya panic buying. Akan tetapi, memang ada kendala dari para petani yang harus menghadapi cuaca yang cukup ekstrem saat ini.
Oleh sebab itu, pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang untuk mengantisipasi dampak berkelanjutan akibat naiknya harga sejumlah komoditi pokok jelang Nataru.
"Jadi seperti produsen lombok (cabai) itu kan harganya naik, karena cuaca kurang bagus, akibatnya produksi berkurang. Kami segera adakan high level meeting dengan TPID untuk mencegah hal ini," pungkasnya.
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Deasy Mayasari |