TIMES MALANG, JAKARTA – Satwa langka dan dilindungi orang utan Kalimantan muncul dalam film Petualangan Sherina 2.
Pada film Petualangan Sherina 2, primata khas Indonesia itu menjadi karakter sentral yang membuat kisah Sherina dan Sadam makin seru.
Jadi Sherina yang seorang jurnalis mendapat tugas untuk meliput pelepasan orang utan di hutan Kalimantan. Secara tak sengaja, ia bertemu dengan Sadam, yang bekerja di LSM konservasi orang utan. Dari situlah petualangan mereka dimulai.
(FOTO: miles film)
Fakta tentang orang utan Kalimantan
Satwa endemik Indonesia
Orang utan merupakan satwa endemik atau asli dari Indonesia. Selain Kalimantan. primata ini juga terdapat di Sumatera, dan Tapanuli.
Meski sama-sama orang utan, namun tiga jenis itu memiliki perbedaan fisik. Perbedaan yang paling terlihat adalah orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) memiliki tubuh yang lebih besar dan warna bulu yang kecokelatan lebih gelap. Sementara di Sumatera (Pongo abelii) dan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) lebih cerah warna bulunya.
Asal nama
Nama orang utan yang merupakan satwa endemik Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Orang berarti manusia, utan artinya hutan. Secara harafiah orang utan adalah manusia yang tinggal di hutan.
DNA mirip manusia
DNA orang utan 97 persen mirip dengan manusia. Maka tak heran jika orangutan mempunyai kecerdasan dan perasaan yang mirip dengan manusia. Meski begitu, orang utan merupakan makhluk yang individual, mereka jarang berkumpul bersama kawanannya. Lebih senang menyendiri.
Betina urus anak
Sebagai makhluk yang individual, saat sudah punya anak pun mereka akan hidup menyendiri. Jadi setelah kawin, pejantan akan meninggalkan betinanya. Sejak itulah betina akan mengurus anaknya sendiri. Seperti dalam film petualangan Sherina, di mana induk orang utan bernama Hilda harus berjuang di alam liar sambil menggendong Sayu, anaknya yang masih menyusu. Sadam menjelaskan induk itu akan mengajari anaknya di alam liar nanti.
Lengan panjang
Secara fisik orang utan memiliki lengan yang panjang. Lengan itu tak hanya berfungsi untuk makan dan bergelantungan, tapi juga untuk berjalan.
Panjang lenganm orang utan dewasa bisa mencapai 2,2 meter, sementara tinggi tubuhnya rata-rata hanya 1,5 meter.
Pohon jadi tempat ternyaman
Rumah orang utan di hutan, dan tempat ternyaman bagi satwa dilindungi itu ya di pohon. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon.
Tak hanya bergelantungan untuk pindah dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mencari makan, mereka juga tidur di pohon.
Saat bergelantungan itu, mereka makan sembari menyebarkan biji yang akan menjadi tunas pohon baru. Dengan demikian, kelestarian alam tetap terjaga.
Terancam punah
Berdasarkan Badan Konservasi Dunia (IUCN), jumlah orang utan Kalimantan di tahun 2023 tercatat hanya sekitar 57 ribuan saja yang tersebar di 16 hektar areal hutan.
Terjadi penurunan drastis dari tahun ke tahun karena hutan yang berubah fungsi. Selain itu adanya perburuan termasuk penyelundupan yang masih terjadi juga menjadi ancaman terbesar pada populasi orang utan Kalimantan.
Nah, jadi makin sayang kan dengan orang utan. Yuk sama-sama menjaga kelestarian alam dan populasi orang utan seperti dalam Petualangan Sherina 2. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Fakta Unik Orang Utan Kalimantan yang Muncul di Film Petualangan Sherina 2
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |