TIMES MALANG, JAKARTA – Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania mengungkapkan bahwa sejumlah jenis herba dapat dimanfaatkan sebagai obat alami untuk meredakan gejala keracunan makanan.
“Penggunaan herbal atau jamu itu tergantung dari penyebab keracunan makanannya,” ujar Inggrid saat dihubungi dari Jakarta, Senin (29/9/2025), melansir Antara.
Menurutnya, keracunan makanan dapat terjadi akibat kontaminasi virus, parasit, maupun bahan kimia yang masuk melalui makanan. Proses penyiapan, pengolahan, serta penyimpanan yang tidak sesuai standar kesehatan sering kali menjadi pemicu utama.
Rekomendasi Bahan Alami untuk Redakan Keracunan
Selain cairan oralit yang umum digunakan, Inggrid menjelaskan bahwa sejumlah bahan alami bisa membantu pemulihan, di antaranya:
-
Air kelapa
Air kelapa hijau atau kelapa muda kaya mineral seperti kalium dan potasium yang membantu mencegah dehidrasi akibat muntah atau diare. Satu gelas air kelapa bisa diberikan setiap kali setelah buang air besar atau muntah. -
Rebusan jahe
Jahe dikenal ampuh meredakan mual dan muntah. Rebusan 10 gram jahe segar dengan 250–300 ml air dapat diminum hingga empat kali sehari. -
Chamomile dan daun pepermin
Seduhan chamomile maupun daun pepermin mampu menenangkan perut. Daun mint segar yang sudah dibersihkan bahkan bisa langsung dikonsumsi. -
Air rebusan adas
Adas efektif meredakan kram atau sakit perut. Alternatif lainnya adalah rebusan jintan putih maupun ketumbar. -
Yoghurt dan pisang
Yoghurt membantu menambah bakteri baik untuk melawan bakteri jahat di saluran pencernaan, sementara pisang yang kaya mineral cocok bagi pencernaan sensitif.
Perlu Penanganan Komprehensif
Inggrid menekankan bahwa meski herbal bermanfaat, penanganan keracunan makanan tetap harus komprehensif. Kecukupan cairan, nutrisi, dan istirahat sangat penting agar pemulihan berjalan optimal.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. Jika gejala tidak kunjung membaik, pasien sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. (*)
Pewarta | : Ferry Agusta Satrio |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |