TIMES MALANG, JAKARTA – Jika bicara mengenai teh atau kopi, banyak orang yang lebih suka teh. namun faktanya kopi adalah komoditas terbesar kedua di dunia setelah minyak.
Tumbuhan kopi hanya dapat tumbuh di negara yang tidak memiliki musim dingin. Itulah mengapa kopi tumbuh subur di dekat garis ekuator atau khatulistiwa.
Di dunia ini, hanya 2 varian biji kopi yang dibudidayakan, yaitu kopi arabika dan robusta.
Namun kopi ternyata tidak hanya melulu tentang minuman. Ketika kopi pertama kali diperkenalkan di Afrika, orang-orang menggiling biji kopi, menambahkan lemak hewani, dan membuat campuran tersebut berbentuk bola-bola dan kemudian mereka makan.
Setelah itu kopi yang berkafein, diproduksi dan dijual ke beberapa perusahaan farmasi dan perusahaan yang membuat soda.
Di sana awalnya sudah memiliki kopi instan selama sekitar 250 tahun, meski tidak diproduksi secara massal seperti sekarang.
Kopi instan sendiri kemudian dikenalkan di Inggris pada 1771. Kopi instan yang diproduksi secara massal dipatenkan di AS pada awal abad ke 20, tepatnya tahun 1910.
Yang menarik juga, sempat muncul rencana adanya pembuatan biodesel dengan ampas kopi, jadi di masa depan kemungkinan kopi juga menjadi bahan bakar mobil.
Menurut Guinness Bok of Records, kucing tertua bernama Creme Puff, minum kopi setiap pagi. Dia sekarang berumur 38 tahun. Kucing inilah yang sebelumnya memegang rekor dunia untuk kucing tertua.
Pada abad ke 17, ketika pria sering mengunjungi kedai kopi, terutama di London, wanita percaya bahwa itu dapat membuat suami mereka berumur pendek. Para wanita mengajukan petisi menentang kopi. Petisi tersebut jelas tidak berlaku.
Larangan lain juga muncul di Swiss pada 1746. Tidak hanya minuman yang dilarang tetapi juga peralatan membuat kopi dan ini termasuk cangkir kopinya.
Kopi memang mempunyai sejarah yang unik, bahkan tabu seperti di atas. Tetapi untungnya sampai sekarang kopi masih tersedia, bahkan menjadi kultur kental di beberapa daerah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Menarik dan Fakta Unik di Balik Biji Kopi
Pewarta | : |
Editor | : Ronny Wicaksono |