TIMES MALANG, MALANG – Selama bulan Januari hingga Agustus 2021 jumlah penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak di Kota Malang mengalami penurunan.

Hal ini disampaikan oleh Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Iptu Tri Nawangsari yang menyebutkan bahwa sepanjang 8 bulan di tahun 2021 ini baru ada 15 kasus yang ditangani oleh jajarannya.

"Ini menurun dibandingkan tahun 2020 lalu angkanya mencapai sekitar 46 kasus kekerasan perempuan dan anak," ujar perempuan yang akrab disapa Nawang, Senin (6/9/2021).

Nawang mengungkapkan, kasus yang ditangani oleh Unit PPA Polresta Malang Kota ini terbagi atas tiga kategori.

"Ada kasus kekerasan seksual (persetubuhan), kasus kekerasan fisik pada anak dan kasus kekerasan pada perempuan (termasuk KDRT)," ungkapnya.

Ia menyebutkan, kasus kekerasan perempuan dan anak tersebut terjadi dengan faktor utama penyebabnya adalah miskomunikasi.

"Miskomunikasi menjadi faktor utama terjadinya tindak kekerasan. Karena akibat tidak ada hubungan yang komunikatif, banyak masalah yang tidak tersampaikan dan terselesaikan dengan baik," bebernya.

Untuk kasus terbanyak selama Januari hingga Agustus 2020, lanjutnya, yakni kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dari 15 kasus yang telah tertangani, sekitar 40 persen adalah KDRT.

"KDRT masih mendominasi. Kebanyakan karena masalah ekonomi dan miskomunikasi. Setidaknya ada enam kasus dari total 15 kasus yang kita tangani," katanya.

Selain kasus KDRT, adapun beberapa kasus kekerasan perempuan dan anak lainnya, yakni pencabulan, kekerasan pada anak, persetubuhan dan tindak pencurian. Lalu selama pelaksanaan PPKM di Kota Malang, kasus-kasus itu terjadi satu dua kali dalam satu bulan.

"Memang untuk yang kasus lain di Kota Malang sudah terbilang turun dan harapan kami jumlah tersebut terus berkurang," pungkas Kanit PPA Polresta Malang Kota.(*)