https://malang.times.co.id/
Opini

Alarm Dini Kondisi Ekonomi Nasional

Selasa, 29 April 2025 - 15:01
Alarm Dini Kondisi Ekonomi Nasional Fitria Nurma Sari, Dosen Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan.

TIMES MALANG, YOGYAKARTA – Pelaku Industri keuangan Indonesia belakangan ini gelisah karena IHSG mengalami pelemahan yang cukup dalam. Kekhawatiran ini utamanya dirasakan oleh pelaku pasar keuangan dan juga investor yang memiliki kepentingan untuk membaca gejala kondisi ekonomi dan menganalisa arah perekonomian nasional. 

Namun, kekhawatiran ini rupanya tidak dirasakan oleh kalangan eksekutif pemerintahan termasuk Presiden Prabowo. Dalam beberapa kesempatan Prabowo memberikan pernyataan yang kesannya meremehkan fenomena ini. 

Dalam satu kesempatan bahkan Prabowo menilai investasi saham memiliki kesamaan dengan judi. Presiden terpilih ke-8 itu juga menyatakan tidak ambil pusing tentang naik turunnya pasar modal karena itu semua hanya mekanisme pasar dan tidak mencerminkan kekuatan ekonomi Indonesia. Fluktuasi IHSG yang saat ini terjadi tidak akan berdampak langsung kepada masyarakat kecil sehingga tidak perlu dikhawatirkan. 

Pernyataan-pernyataan di atas menarik untuk dianalisa dan patut untuk dikritisi lebih dalam karena pernyataan dari seorang Presiden tentunya memiliki dampak yang signifikan karena pernyataannya mewakili kebijakan pemerintahan yang sedang berkuasa. 

Mayoritas masyarakat kecil memang tidak terlibat secara langsung dalam transaksi saham harian namun bukan berarti pasar modal adalah suatu hal yang benar-benar terpisah pada aktivitas ekonomi sehari-hari. 

IHSG merupakan cermin dari pandangan pasar terhadap kondisi ekonomi dan stabilitas politik Indonesia. IHSG yang bagus menandakan bahwa pasar baik domestik maupun asing percaya akan prospek kesehatan ekonomi Indonesia.

Sebaliknya, IHSG yang melemah bisa mencerminkan banyak hal seperti ketidakpercayaan investor asing dan domestik akan kebijakan pemerintah dan kekhawatiran akan fundamental ekonomi nasional. 

Manakala IHSG anjlok, berarti minat investor terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia menurun salah satunya karena ekspektasi laba perusahaan-perusahaan tersebut akan turun. Padahal perusahaan-perusahaan ini merupakan roda penggerak ekonomi nasional melalui pajak, penyerapan tenaga kerja dan pengadaan kebutuhan sehari-hari domestik. 

Perusahaan besar mayoritas mengandalkan pendanaan melalui pasar modal agar dapat berkembang atau bertahan disaat-saat yang sulit. Jika perusahaan tersebut sulit mendapatkan pendanaan dari pasar modal, perusahaan tersebut akan menunda ekspansi dan akan melakukan efisiensi jika diperlukan yang artinya pemutusan hubungan kerja. Dari sini kita bisa menilai, bahwa walaupun masyarakat kecil melakukan transaksi saham, dampak penurunan juga akan merembet ke sektor riil. 

Keliru besar jika ada anggapan bahwa pasar modal adalah menara gading yang berdiri sendiri dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kecil. Ketika dana investor keluar dari bursa saham terutama asing bisa menyebabkan rupiah tertekan yang selanjutnya akan meningkatkan biaya impor dan ujung-ujungnya inflasi akan ikut naik. Jika hal ini terjadi, pelaku usaha kecil yang mengandalkan bahan baku impor akan ikut menanggung beban karena biaya produksi melonjak.

Pemerintah pun pada akhirnya akan ikut merasakan dampak dari melemahnya IHSG. Pemerintah akan kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan program-program pembangunan nasional. 

Pemerintah saat ini seringkali menerbitkan surat utang untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dikarenakan keterbatasan fiskal. Padahal, surat utang juga dipengaruhi oleh sentimen pasar modal ketika sentimen pasar modal negatif maka imbal hasil surat utang negara. 

Timbal balik yang semakin tinggi artinya biaya utang pemerintah akan semakin mahal padahal utang Indonesia saat ini hampir mencapai Rp9.000 triliun. Hutang Indonesia berada di titik yang cukup mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan penerimaan negara pada tahun 2024 saja hanya senilai Rp2.492,7 triliun.

Pemerintah seolah abai dan menutup mata terhadap salah satu indikator penting pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah seharusnya menyiapkan kebijakan strategis untuk merespon melemahnya IHSG bukan malah meremehkannya bahkan sampai menyamakan dengan judi yang jelas-jelas dua hal yang berbeda secara fungsi dan manfaatnya.

Daripada memberikan pendapat yang kontraproduktif pemerintah seharusnya sudah mengambil langkah-langkah strategis baik fiskal yang bisa dipahami oleh pasar. Pemerintah juga bisa memberikan kepastian kebijakan dan kemudahan investasi dengan menghapus aturan-aturan yang bisa menghambat investasi serta menjadi celah korupsi. 

Diharapkan dengan penerapan kebijakan yang tepat, pelemahan IHSG bisa diredam dan mengembalikan kepercayaan pasar untuk ikut serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kesimpulannya, IHSG bukan hanya sekedar angka atau bahkan tebak-tebakan ibarat judi.  

IHSG bisa menjadi alarm yang memberikan sinyal kemana arah ekonomi nasional. Seorang Presiden tidak seharusnya meremehkan gejala melemahnya IHSG karena dampaknya juga akan dirasakan oleh masyarakat kecil dan juga industri nasional. 

Dampaknya memang tidak langsung terasa namun justru karena bersifat jangka panjang seharusnya tidak dibiarkan ibarat bara kecil jika dibiarkan akan membakar pondasi ekonomi Indonesia.

Apalagi Indonesia memiliki cita-cita pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen agar menjadi negara dengan ekonomi raksasa dunia, Indonesia sudah seharusnya lebih sensitif akan setiap indikator ekonomi salah satunya IHSG. 

Pemerintah harus membuang ego dan sadar akan realita ekonomi Indonesia sambil sibuk beretorika bahwa semua baik-baik saja karena semua negara merasakan hal yang sama. Jika pemerintah mampu peduli dan sadar akan kondisi saat ini, kita bisa menerapkan strategi yang benar untuk membangun ekonomi yang inklusif, kuat dan bisa menghadapi tantangan global.

***

*) Oleh : Fitria Nurma Sari, Dosen Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.