https://malang.times.co.id/
Opini

Cak Imin: 100 Hari Kerja dan Kejutan Menteri Terpopuler

Senin, 27 Januari 2025 - 00:03
Cak Imin: 100 Hari Kerja dan Kejutan Menteri Terpopuler Rochmad Widodo, Founder Penerbit Biografi Indonesia, dan Aktif sebagai Penulis Biografi Tokoh-tokoh Nasional.

TIMES MALANG, JAKARTA – Lagi-lagi Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai menteri di pemerintahan Prabowo, memberikan kejutan kepada publik. Di tengah evaluasi 100 hari kerja Kabinet Merah Putih, Cak Imin sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) menjadi menteri dengan popularitas dan citra baik tertinggi diantara menteri lainnya. 

Survei itu dilakukan oleh Litbang Kompas dan Centre for Indonesia Strategic Action (CISA), yang keduanya terkonfirmasi mendapatkan hasil linier.

Tentu ini menjadi awal yang positif bagi Cak Imin, yang semula merupakan rival Prabowo di Pilpres 2024, ketika bergabung di pemerintahan dan diberikan kepercayaan Prabowo menjadi menteri, mampu membuktikan kinerjanya dengan baik. 

Jika berkaca ke belakang ketika Prabowo menjadi rival Jokowi di Pilpres 2019, lalu diajak bergabung di kabinet Jokowi dan diberikan kepercayaan untuk menjadi Menteri Pertahanan. Kala itu Prabowo juga membuktikan kinerjanya dengan serius, hingga dinobatkan menjadi menteri dengan kinerja terbaik oleh 3 lembaga survei, yaitu Political Weather Stations (PWS), Indonesia Polling Station (IPS) dan Indobarometer. Bisa jadi, pengalaman Prabowo dijadikan pembelajaran bagi Cak Imin.

Yang menarik, pastinya atas hasil survei itu sekaligus turut menjadi pembuktian Cak Imin atas pertanggungjawaban kepada masyarakat pemilihnya di Pilpres lalu. Artinya, pilihan bergabung dengan pemerintahan Prabowo memang karena keseriusannya ingin bekerja demi rakyat Indonesia. 

Bukan semata-mata hanya kepentingan politik an sich untuk menyelamatkan diri pasca kalah Pilpres tidak kuat untuk menjadi oposisi. Demikian juga menampik keraguan masyarakat pemilih Prabowo yang sebelumnya masih tidak yakin dengan keputusan menggandeng Cak Imin di kabinet.

Budaya Baru Politik Tanah Air

Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyatakan bukan perkara mudah memutuskan menerima tawaran Jokowi untuk bergabung di pemerintahannya pasca menjadi rival di Pilpres 2019 yang kala itu terjadi persaingan cukup tajam. Namun Prabowo mengaku terinspirasi dengan pemimpin-pemimpin dunia, yang demi bekerja untuk bangsanya, bekerja untuk rakyatnya. 

Mereka akhirnya menanggalkan ego pribadi, saling merangkul, bekerja sama, dan lebih memilih untuk kepentingan yang lebih besar. Kepentingan bangsa dan rakyatnya.

Prabowo dalam bukunya “Kepemimpinan Militer (2)” terbitan tahun 2022, menggaku banyak belajar dari cerita Hideyoshi dengan Tokugawa sebelum pertempuran yang akhirnya mereka bekerjasama. Juga Abraham Linconl yang mengajak lawannya puluhan tahun, William Seward masuk di kabinetnya. Serta Mao yang mengajak lawannya bergabung menjadi wakilnya dan bersama-sama membentuk Republik Rakyat Tiongkok.

Prabowo pun merasa bangga pernah berseberangan politik dengan Jokowi, namun demi kepentingan bangsa, kepentingan rakyat, persatuan nasional, dan menjaga rasa kekeluargaan kemudian memutuskan bergabung di kabinetnya. Meski harus menghadapi protes keras dari internalnya sendiri, juga kekecewaan sebagain para pendukungnya di waktu Pilpres 2019.

Langkah yang dilakukan Prabowo itu, tidak lain karena didasari atas keinginan membudayakan persaingan dalam politik di tanah air menjadi lebih dewasa. Sebagaimana disampaikan dalam pidato perdananya pasca ditetapkan KPU menjadi pemenang 24 April 2024 lalu. 

“Adalah wajar jika dalam kontestasi politik diwarnai perdebatan panas hingga keras antar kontestan. Namun kontastasi telah selesai. Sesama anak bangsa harus kembali guyub dan bersatu. Saatnya semua komponen kembali bersama-sama membangun bangsa dan negara,” ungkapnya.

Jauh hari sebelum bergabung di kabinet Jokowi, Prabowo sebenarnya juga sudah menerapkan itu dalam langkah politiknya di partai. Tahun 2013, dengan terbuka ia merangkul Muzakir Manaf, ketika mantan Panglima GAM (Gerakan Aceh Merdeka) itu menyatakan ingin bergabung di Partai Gerindra. 

Padahal telah diketahui, Prabowo sebagai mantan Komandan Jenderal Kopassus, tentu dalam situasi perang di masa lalu banyak anak buahnya yang menjadi korban. Muzakir Manaf adalah musuhnya. Akan tetapi demi menatap masa depan yang lebih baik bagi bangsa, keduanya bersatu. 

Pada saat pemilu, pilkada, dan pileg selanjutnya, Prabowo pun bahkan berdiri satu panggung dengan mantan Panglima GAM untuk kampanye bersama. Tentu, itu peristiwa yang jarang terjadi dalam sejarah. Bahkan di sejarah dunia. 

Dalam kisah lain, Prabowo juga dengan sangat terbuka menerima Akila Wenda, anak dari mantan Panglima OPM (Organisasi Papua Merdeka), Mathias Wenda, bergabung di Partai Gerindra. Bahkan Prabowo bertitip salam hormat kepada Mathias Wenda. Tidak ada perasaan dendam atas peristiwa permusahan di masa lalu ketika sedang berperang. 

Meski tidak langsung diungkapkan secara verbal. Sikap Cak Imin pasca ditetapkan menjadi Menko PM hingga 100 hari kerja, juga tampak senafas dengan apa yang diharapkan Prabowo. Tentu bagi masyarakat yang mengikuti perjalanan Cak Imin di kancah politik tanah air, tahu bagaimana ketegangan yang terjadi beberapa kali dengan Abdul Kadir Karding di internal PKB dan Saefullah Yusuf (Gus Ipul) di PBNU. 

Ketika Abdul Kadir diumumkan sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran dan Gus Ipul sebagai Menteri Sosial, yang kedua kementerian itu di bawah koordinasi Menko PM, ada keraguan oleh sejumlah pengamat harmonisasi akan bisa terjalin. Namun Cak Imin mampu membuktikan kinerja dengan profesional dan bersikap dewasa secara personal. 

Yang tentunya, hal ini juga berdampak positif bagi budaya baru di politik tanah air. Bahwa, berpolitik dengan dewasa, harus selalu mendahulukan kepentingan membangun bangsa dan negara di atas segala-galanya dari hal pribadi.

Awal yang Baik dan Harapan Keberlanjutan

Teringat closing opini penulis di Kompasiana, 28 Oktober  2024, berjudul, “Cak Imin yang Selalu Relevan dan Tidak Pernah Usang”. Dengan berada di pemerintahan, banyak pihak yang berharap Cak Imin tetap bisa menjalankan program-program yang sempat disuarakan lantang di berbagai acara “Slepet Imin”. 

Atas kepercayaan yang diberikan Prabowo dan rakyat kepada Cak Imin itu, bisa dijalankan dengan penuh amanah dan tidak mengecewakan. Karena seperti yang pernah dikatakan Sayyida Ali bin Abi Thalib, “aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.”

Berdasarkan perolehan hasil survei Cak Imin menduduki popularitas dan citra baik tertinggi diantara menteri lain di 100 hari kerja Kabinet Merah Putih, tentu menunjukkan kualitas yang sangat menjanjikan dan melegakan harapan publik. “Awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan.” Begitulah kata Plato, filsuf Yunani. Karena biasanya awal yang baik, akan selalu mengantarkan kepada hasil yang juga baik. 

Atas perolehan hasil survei Cak Imin sebagai Menko PM, tentu saja menjadi sebuah awal yang baik. Seharusnya, itu dimaknai sebagai sebuah tantangan, bagaimana harapan masyarakat akan bisa terus terpenuhi dan berkelanjutan hingga di masa akhir jabatan Cak Imin kedapan nanti.

Karena posisi Cak Imin sebagai Menko PM sangat strategis dengan enam kementerian berada di bawah koordinasinya, yaitu Kementerian Sosial, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Koperasi, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif. 

Bisa dikatakan kementerian ini semua menjadi penentu kesejahteraan bagi masyarakat. Berdasarkan analisa lembaga survei, sebenarnya hal ini juga yang menjadi salah satu faktor penting membuat Cak Imin menduduki popularitas dan citra baik tertinggi.

Cak Imin bahkan mengakui jika Kemenko PM memiliki posisi krusial, esensial, dan benar-benar menyangkut kepentingan ekonomi-sosial masyarakat. Ia juga merasa jika hal itu yang membuat publik memberikan apresiasi lebih. Namun yang pasti, ia mengaku lebih bersemangat untuk memastikan program berjalan tepat sasaran dan efektif atas apresiasi yang diberikan. 

Adapun program prioritas yang sedang dikoordinasikan Kemenko PM, yaitu Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), model pembiayaan baru Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan standardisasi pelatihan dan pendampingan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk program DTSEN, Menko PM sebagai stakeholder utama bertugas memastikan agar data sosial ekonomi tersebut bisa terintegrasi. 

Tujuan akhirnya, agar penyaluran berbagai bantuan pemerintah bisa lebih tepat sasaran. Cak Imin menyatakan keyakinannya, jika Kemenko PM di masa mendatang akan mampu mencapai semua target yang diinginkan dan memenuhi misi Asta Cita sebagaimana arahan Presiden Prabowo, (rm.id, 24/1/2024).

Tentu keyakinan Cak Imin yang bertumpu kepada program dan strategi yang sedang dijalankan itu patut diapresiasi dan didukung. Karena sebagaimana kata Greg S. Reid, penulis Asal Amerika, bahwa, “unsur terbesar sebuah kesuksesan adalah keyakinan.”

***

*) Oleh : Rochmad Widodo, Founder Penerbit Biografi Indonesia, dan Aktif sebagai Penulis Biografi Tokoh-tokoh Nasional. 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.