https://malang.times.co.id/
Kopi TIMES

Mitigasi dan Adaptasi Pemanasan Global (Kemarau yang Sangat Panjang dan Panas)

Kamis, 20 Juli 2023 - 12:40
Mitigasi dan Adaptasi Pemanasan Global (Kemarau yang Sangat Panjang dan Panas) Dr. Eko Saputro, S.Pt., M.Si.; Widyaiswara Ahli Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu Kementerian Pertanian.

TIMES MALANG, BATU – Sejak tahun 1992 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendirikan UNFCCC  (United Nations Framework Convention on Climate Change) yang sekretariatnya berada di Bonn, Jerman. Badan ini bertugas untuk menangani respon global terhadap ancaman perubahan iklim.

Sebanyak 198 negara telah bergabung dan berkomitmen di UNFCCC. Menurut UNFCCC (2023), pemansan global diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer yang menyergap panas matahari sehingga suhu permukaan laut dan bumi menjadi sangat panas (suhunya rata-rata meningkat sebesar 14 oC). Gas rumah kaca tersebut berupa karbon dioksida (CO2), metan (CH4), dinitrogen monoksida (N2O) dan gas yang mengandung fluoro (hidrofluorokarbon = HFC , perfluorokarbon = PFC, sulfur heksafluorida = SF6, dan nitrogen trifluorida  = NF3).

Emisi karbon dioksida menyumbang sebanyak 79,5% gas rumah kaca per tahun 2020. Emisi metan menyumbang 11,7% gas rumah kaca per tahun 2020. Emisi N2O dan gas fluoro menyumbang sebanyak masing-masing 6% dan 2,8% gas rumah kaca per tahun 2020. Sektor penyumbang emisi gas rumah kaca yang terbanyak adalah sektor energi, yakni industri energi, transportasi, industri manufaktur dan konstruksi, dsb. Sektor pertanian adalah penyumbang emisi gas rumah kaca yang terbanyak kedua.

Jika dibandingkan emisi pada tahun 1990 dan 2020, semua sektor menurun kontribusinya terhadap emisi gas rumah kaca. Sumber utama gas rumah kaca antara lain dari: penggunaan sumber energi tradisional atau fosil (batu bara, gas, dan minyak bumi), penggundulan hutan (seperti untuk lahan sawit, perumahan, industrialisasi), dan aktivitas pertanian intensif. 
 
Jika ditelisik lebih dalam per jenis gas rumah kaca, sumber  utama emisi karbon dioksida antara lain dari:  power plants (pembangkit listrik), pembakaran bahan bakar fosil untuk keperluan kelistrikan, dan pembakaran bahan bakar minyak (bbm) pada mesin kendaraan. Sekitar  20% karbon dioksida yang diemisikan ke dalam atmosfer berasal dari pembakaran bbm pada mesin kendaraan. Emisi gas metan bersumber antara lain dari: lahan sawah, perut (rumen) ternak ruminansia (sapi/kerbau, kambing/domba), mikroorganisme di dalam rawa dan pabrik bahan bakar fosil.

Gas metan 20 x lebih efektif menjebak/manangkap panas sinar matahari masuk ke dalam atmosfer daripada gas CO2. Namun demikian, umurnya gas metan bertahan di atmosfer  relatif singkat daripada karbon dioksida. Sumber utama emisi gas dinitrogen monoksida (N2O) antara lain dari: produksi nilon dan asam nitrat, mobil dengan konverter katalitik, penggunaan pupuk kimia di pertanian dan pembakaran bahan organik.

Dampak Pemanasan Global

Emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global sangat berdampak bagi kehidupan makhluk hidup di bumi dan laut.

Dampak pemanasan global tersebut antara lain: meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi dan laut (suhunya rata-rata meningkat sebesar 14 oC), perubahan ekologi (peningkatan tinggi  permukaan laut  dan  perubahan kuantitas dan pola curah hujan), meningkatkan kejadian dan  frekuensi bencana iklim yang parah (banjir, kelaparan, el nino atau gelombang panas, angin tornado, dan twister atau angin puting beliung), mencairnya gletser, kecilnya aliran air sungai saat musim kemarau, kepunahan satwa langka yang dilindungi, meningkatnya vektor atau pembawa penyakit, munculnya bermacam-macam penyakit baru (covid-19, penyakit mulut dan kaki (pmk), dsb., meluasnya distribusi nyamuk akibat meningkatnya kelembaban, pertumbuhan nyamuk semakin pesat akibat atmosfir yang lebih hangat dan dampak pada kehidupan laut. 

Mitigasi dan Adaptasi Pemanasan Global

Bagaimana kita merespon pemanasan global? Ada beberapa yang kita bisa lakukan dalam merespon pemanasan global, antara lain: mitigasi, adaptasi dan geoengineering atau rekayasa kebumian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi adalah tindakan mengurangi dampak bencana sedangkan adaptasi adalah penyesuaian terhadap lingkungan. Perekayasaan kebumian atau geoengineering adalah konsep memanipulasi iklim bumi guna melawan efek pemanasan global.

Contoh geoengineering adalah stratospheric aerosol injection (SPICE) yaitu melepaskan partikel aerosol ke stratosfer agar dapat memantulkan beberapa persen radiasi matahari yang masuk sehingga berefek mendinginkan bumi dengan kecepatan relatif. Selain aerosol juga bisa digunakan partikel kecil lainnya seperti belerang, alumina, kalsit atau garam. Menurut Cruft dan Karmaoui (2023), ada 4 hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemansan global yakni: penggunaan pembangkit listrik terbarukan, transfer teknologi hemat energi, penerapan pajak karbon, penyerapan karbon, dan pendinginan global melalui geoengineering.

Lebih rinci lagi ada  10  langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global yakni: mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang sampah (reduce, reuse, recycle), menggunakan lebih sedikit heat and air conditioning, mengganti lampu bohlam hemat energi (seperti lampu light-emitting diodes (LED), mengurangi penggunaan kendaraan bermotor (drive less and drive smart), membeli produk elektronika hemat energi, mengurangi penggunaan water heater untuk air panas, menggunakan elemen "Off Switch” pada setiap barang elektronika, menanam pohon, dan mendorong sesama agar turut serta melestarikan alam sekitar kita.

***

*) Oleh: Dr. Eko Saputro, S.Pt., M.Si.; Widyaiswara Ahli Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu Kementerian Pertanian.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.