TIMES MALANG, MALANG – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 menjadi ajang penting bagi cabang olahraga (cabor) Woodball untuk semakin dikenal masyarakat luas. Olahraga yang masih asing di telinga sebagian besar orang ini kini mulai mendapat perhatian, salah satunya dengan dipertandingkan secara resmi di ajang olahraga provinsi terbesar di Jawa Timur.
Apa Itu Woodball?
Woodball adalah olahraga yang menggabungkan unsur golf dan croquet. Pemain menggunakan pemukul kayu (mallet) untuk menggiring bola menuju gawang kayu (gate) yang berbentuk seperti huruf "U". Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola ke dalam gate dengan jumlah pukulan sesedikit mungkin, mirip seperti prinsip dalam golf.
Olahraga ini lahir di Taiwan pada 1990-an dan kini berkembang di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Meski belum sepopuler sepak bola atau bulu tangkis, Woodball sudah resmi berada di bawah naungan Indonesia Woodball Association (IWbA) dan mulai aktif dipertandingkan dalam ajang resmi seperti Porprov dan PON.
Salah satu keunggulan dari Woodball adalah kemudahan dalam bermain. Tidak seperti golf yang membutuhkan lapangan luas dan biaya tinggi, Woodball bisa dimainkan di mana saja—di taman, pantai, lapangan rumput, bahkan jalur pedestrian. Peralatan Woodball juga relatif murah, menjadikannya pilihan menarik sebagai olahraga rekreasi masyarakat.
"Woodball ini olahraga wisata yang bisa dimainkan oleh semua umur. Kalau di Porprov memang ada pembatasan umur, tapi dalam event umum tidak ada. Biasanya yang skill-nya bagus itu usia 25–45 tahun," jelas Gamaliel Raymond H Matondang, Ketua Umum IWbA Jawa Timur, saat ditemui di sela-sela pertandingan Woodball di Lapangan GOR Ken Arok, Kota Malang, Selasa (1/7/2025).
Sebagai tuan rumah Porprov IX Jatim 2025, Kota Malang menyelenggarakan pertandingan Woodball meskipun belum memiliki lapangan khusus. Selama ini, para atlet Woodball di Malang berlatih di lapangan-lapangan umum seperti Lapangan Rampal.
"Berlatih Woodball itu sebenarnya bisa di mana saja. Tapi kami berharap suatu hari nanti ada satu lapangan khusus di Kota Malang. Tadi Pak Wali Kota juga sudah menyampaikan komitmennya untuk mendukung fasilitas ini," ujar Gamaliel.
Ia menambahkan bahwa lapangan khusus Woodball akan mendorong perkembangan olahraga ini, sekaligus membuka ruang lebih luas bagi masyarakat untuk mencoba.
"Anggap saja Woodball ini seperti Golf-nya orang Jawa, tapi lebih murah. Main golf bisa habis Rp500 ribu sampai Rp2 juta, sementara Woodball jauh lebih hemat. Mallet-nya pun lebih terjangkau," terangnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |