TIMES MALANG, MALANG – Kota Malang menjadi saksi dimulainya kompetisi nasional sepak bola amputasi bertajuk Piala Menpora 2024. Turnamen ini diikuti oleh delapan klub sepak bola amputasi dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur, Jakarta, Yogyakarta, dan Riau.
Tahun ini adalah pertama kalinya Jawa Timur atau tepatnya Persatuan Sepak Bola Amputasi Malang (Persama) menjadi tuan rumah turnamen sepak bola amputasi tingkat nasional. Pembina Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI), Hikmah Bafaqih mengaku senang Kota Malang bisa ditunjuk sebagai tuan rumah pada tahun ini.
"Kami sangat senang mendapat kehormatan dari Menpora untuk menjadi tuan rumah. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kepada dunia bahwa teman-teman dengan keterbatasan fisik ternyata mampu melakukan hal-hal yang luar biasa," ujar Hikmah.
Menurutnya, konsep yang diusung dalam kompetisi ini adalah mengubah pandangan mengenai disabilitas menjadi "different ability" atau kemampuan yang berbeda. Ia menegaskan bahwa para atlet sepak bola amputasi memiliki ketangguhan yang luar biasa, bahkan melebihi pemain dengan kondisi fisik lengkap.
Wanita yang juga sebagai Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur itu juga menyampaikan apresiasinya kepada Polresta Malang Kota yang telah berperan aktif dalam mencari bibit unggul dan membina para atlet sepak bola amputasi di wilayah Jawa Timur.
"Bahkan, Polresta Malang mendukung penuh dengan mengadakan kompetisi setiap tahun. Tahun lalu, mereka sukses menyelenggarakan turnamen untuk wilayah Jawa Timur," tambahnya.
Turnamen seperti ini, menurut Hikmah, sangat penting untuk membangun semangat komunitas dan memberikan wadah bagi para atlet untuk terus berkembang. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa pemain dari Jawa Timur, termasuk dari Malang Raya, berpeluang mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional di Bangladesh mendatang.
Kompetisi ini juga menjadi panggung pembuktian bagi delapan klub yang berlaga. Para peserta akan menunjukkan kemampuan luar biasa mereka di tengah keterbatasan fisik. Hikmah berharap turnamen ini dapat terus diselenggarakan secara rutin untuk memperkuat semangat para atlet dan membangun solidaritas komunitas sepak bola amputasi di seluruh Indonesia.
"Dengan semakin seringnya kompetisi seperti ini, semangat teman-teman untuk berkumpul, berkomunitas, dan berlaga akan semakin tumbuh," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |