TIMES MALANG, MALANG – Pameran Posko Visual Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) tahun ini diikuti oleh para desainer dari 22 negara.

Kegiatan yang digelar secara online ini dapat menjangkau ke berbagai belahan dunia. Diantaranya China, Malaysia, Bulgaria, Jepang dan Iran. 

Koordinator Program Studi Desain Komunikasi Visual UM, Mitra Istiar Wardhana, S.Kom., MT., mengatakan sebelum pandemi pameran posko visual digelar secara luring, dan hanya melibatkan para desainer Indonesia saja. Karena tahun ini online maka jangkauannya lebih luas hingga ke luar negeri.

"Pameran ini sudah kali keempat. Dan kedua kalinya kami gelar secara daring sejak pandemi. Hanya saja yang daring pertama kami masih mencari pola," ujarnya.

Pameran posko visual merupakan agenda tahunan Prodi Desain Komunikasi Visual UM. Tahun ini dibagi dua sesi. Pertama student project. Menampilkan karya-karya mahasiswa, baik saat kuliah atau saat magang industri. Termasuk juga karya dari program Mereka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Sesi kedua, international project. Sesi ini dalam bentuk international poster festival. Diikuti oleh para desainer ternama dari 22 negara yang bergabung secara online.

Pameran Posko Visual dimulai sejak 15 Oktober lalu. Dan akan terlaksana hingga akhir Tahun 2021 mendatang. "Kalau pameran memang tidak hanya beberapa hari, butuh waktu yang lama, apalagi ini online tidak membutuhkan tempat dan lebih fleksibel," kata Mitra.

Ia menjelaskan pameran Posko Visual dapat meningkatkan skill dan pengalaman bagi mahasiswa. Sebagai mahasiswa DKV ke depan mereka akan akrab dengan bermacam event seni. Maka melalui kegiatan ini mahasiswa belajar tentang manajemen pameran.

Yang tak kalah penting, kata Mitra, Pameran Posko Visual dapat menjadi momentum untuk menjaring relasi dengan desainer luar negeri. Sehingga Prodi Desain Komunikasi Visual UM semakin luas jejaringnya.

"Yang pasti tahun depan akan lebih ramai, karena jaringan kita lebih luas. Dan membuat event ini bisa terkenal ke seluruh dunia," ungkapnya.

Pameran Posko Visual juga menjadi ajang apresiasi bagi mahasiswa. Pasalnya dalam program magang mereka diwajibkan untuk menghasilkan project. Hasil karya mahasiswa itu selanjutnya dipamerkan dalam Posko Visual untuk dipublikasikan ke masyarakat.

"Artinya magang tidak hanya sampai di industri. Tetapi ada kelanjutan untuk pengembangan keterampilan mahasiswa," tuturnya. 

Adapun bagi Prodi DKV sendiri, lanjut Mitra, kegiatan ini dapat diakui sebagai kinerja. Karya-karya mahasiswa dan dosen bisa diupayakan hingga terdaftar sebagai HAKI.

Menurutnya, Desain Komunikasi Visual merupakan gudangnya karya. Seperti karya desain, seni dan sebagainya. Karya-karya tersebut akan sangat disayangkan kalau tidak dipatenkan.

Karena itu mulai tahun ini, Prodi DKV UM akan menggencarkan workshop agar dosen mengerti cara mengurus HAKI yang benar.  "Kalau sudah terdaftar dan legal secara hukum maka karya mereka akan aman. Kami berharap kepada dosen maupun mahasiswa untuk lebih peduli pada karyanya," ucap Mitra. (*)