TIMES MALANG, MALANG – Upaya mempercepat transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menuju tata kelola yang modern dan berdaya saing terus diperkuat. Hal itu tercermin dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) PTKIN Persemakmuran Eks IAIN Sunan Ampel Surabaya yang diselenggarakan oleh UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda di Hotel Bumi Senyiur, Kalimantan Timur, Rabu (12/11/2025).
Kegiatan yang dihadiri para rektor dan pimpinan PTKIN ini menjadi forum strategis untuk merumuskan arah dan strategi kelembagaan, khususnya dalam mempercepat langkah menuju status Badan Layanan Umum (BLU) dan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Dalam forum tersebut, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menegaskan bahwa kolaborasi antar-PTKIN dan penguatan kemandirian finansial menjadi kunci utama dalam proses transformasi kelembagaan.
“Transformasi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan kolaborasi yang erat antar-PTKIN untuk memperkuat kapasitas kelembagaan, terutama dalam mewujudkan kemandirian finansial sebagai fondasi menuju BLU dan PTNBH,” ujarnya.
Ia menjelaskan, konsep kemandirian finansial yang dimaksud bukan hanya berfokus pada pengelolaan dana, tetapi juga mencakup inovasi tata kelola, diversifikasi sumber pendapatan, serta pembangunan ekosistem akademik yang produktif dan berkelanjutan. Dengan demikian, PTKIN dapat mengoptimalkan potensi internalnya untuk mendukung kegiatan tridarma perguruan tinggi tanpa terlalu bergantung pada dana pemerintah.
Pandangan tersebut mendapat dukungan dari peserta FGD yang menilai pentingnya kerja sama lintas kampus keagamaan Islam dalam menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan efisiensi tata kelola pendidikan tinggi. Melalui persemakmuran eks IAIN Sunan Ampel, sinergi antarperguruan tinggi diharapkan mampu memperkuat posisi PTKIN di tingkat nasional maupun internasional. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |