TIMES MALANG, MALANG – Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Dr. Arif Budimanta Sebayang, M.Si, menyampaikan, jihad ekonomi merupakan cara untuk mencapai keadilan ekonomi di masyasrakat.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi pemateri pada Kajian Ramadan 1444 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (25/3/2023).
Arif menjelaskan bahwa tujuan utama akselerasi jihad ekonomi dalam konteks negara yakni meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi warga negara.
"Untuk mencapai tujuan itu, tentunya diperlukan strategi yang matang seperti mengharuskan adanya distribusi sumber daya ekonomi secara merata. Karena, ketidakadilan ekonomi dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial," ucapnya.
Untuk itu, menurutnya diperlukan kerjasama yang progresif untuk mengatur ulang distribusi sumber daya atau kapital secara adil dan merata.
"Sehingga semua orang memperoleh kesempatan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar hidup ataupun hak-hak sosial masyarakat pada umumnya. Pun dengan upaya memastikan adanya kesempatan kerja yang layak.
Di sisi lain, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) M. Arsjad Rasjid PM mengungkapkan, Muhammadiyah memiliki peluang dalam jihad ekonomi, Sekaligus membantu Indonesia mencapai visi indonesia emas 2045 dan keinginan Indonesia menjadi nomor empat ekonomi besar di dunia.
“Bisa dikatakan Muhammadiyah memiliki kontribusi yang besar di bidang pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Begitupun dengan aset dan valuasi ekonomi yang luar biasa,” kata Rasjid.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua ASEAN-BAC itu menambahkan, Muhammadiyah memiliki peluang untuk mendorong pengembangan industri halal di Indonesia. Seperti di bdiang kuliner, fashion, kosmetik, hingga wisata. Bahkan juga keuangan syariah yang bisa dimanfaatkan untuk menggaet konsumen muslim berskala global.
“Membangun Muhammadiyah social entrepreneurship hub menjadi solusi yang bisa dicoba untuk mendorong dan mengembangkan kewirausahaan sosial di Indonesia. Bisa juga dengan menjalin kemitraan inklusif closed-loop atau pendampingan melekat perusahaan besar pada UMKM dan petani daerah melalui transfer teknologi, transfer ilmu, akses pembiayaan dan pasar,” kata Rasjid. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |