https://malang.times.co.id/
Pendidikan

Mahasiswa UM Kembangkan Bioinsektisida Daun Sirsak sebagai Pencegah Anthrax

Rabu, 01 November 2023 - 08:45
Mahasiswa UM Kembangkan Bioinsektisida Daun Sirsak sebagai Pencegah Anthrax Tim Siterax dari Kampus Univesitas Negeri Malang Pencetus Produk Bioinsektisida Berbahan Dasar Ekstrak Daun Sirsak. (FOTO: Tim Siterax for TIMES Indonesia).

TIMES MALANG, MALANG – Mahasiswa Universitas Negeri Malang menciptakan produk inovatif di bidang peternakan dengan meluncurkan bioinsektisida berbahan utama ekstrak daun sirsak.

Produk bioinsektisida ini hampir sama dengan insektisida karena kegunaannya untuk membasmi insecta atau serangga, tetapi kata bio di produk bioinsektisida menunjukkan bahwa bahan yang digunakan alami. Produk ini diformulasikan khusus pengendalian lalat vektor anthrax.

Daun Sirsak (Annona muricata L.) berasal dari keluarga Annonaceae dan memiliki potensi untuk dijadikan bahan utama pembuatan insektisida alami karena kandungan senyawa di dalamnya. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun sirsak, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan minyak atsiri.

Seyawa aktif daun sirsak, yaitu tanin dan asetogenin mulai bekerja ketika sampai di usus serangga. Tanin dapat menghambat aktivitas enzim pada saluran pencernaan serangga sedangkan senyawa asetogenin meracuni sel-sel saluran pencernaan akhirnya serangga mengalami kematian.

Latar belakang pembuatan produk ini didasari dengan permasalahan penyakit anthrax yang sedang melanda di Indonesia khususnya di daerah Gunung Kidul. Anthrax adalah penyakit zoonosis yang termasuk dalam penyakit menular infeksi akut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis yang mempunyai kemampuan membentuk endospora yaitu suatu bentuk pertahanan diri suatu bakteri, sehingga menyebabkan bakteri sulit dieradikasi.

Bioinsektisida-Mahasiswa-UM-2.jpgSiterax Bioinsektisida Versi Bundle Berbahan Dasar Alami Ekstrak Daun Sirsak Oleh Mahasiswa UM. (FOTO: Tim Siterax for TIMES Indonesia)

Penyakit anthrax juga disebut penyakit tanah yang dimana penyebabnya terdapat di dalam tanah, sehingga bersama makanan maupun minuman masuk ke dalam tubuh hewan. 

Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunung Kidul lantas melakukan pengambilan sampel pada tanah tempat korban memotong untuk diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat spora antraks pada tanah. Selain itu, korban juga sempat melakukan pemeriksaan darah dengan diagnosis suspek antraks.

Selain itu tim Siterax melakukan studi literatur bahwa Jawa Timur termasuk kawasan endemik anthrax tetapi Malang raya termasuk kawasan terduga berpotensi terjangkit anthrax. Meskipun angka terjangkit anthrax masih nol tetapi ada kemungkinan terjangkit.

“Maka dari itu tim kami membuat pencegahan anthrax dengan membuat bioinsektisida siterax dengan bahan utama daun sirsak,” ucap ketua Tim Siterax, Minggu (29/10/2023).

Produk bioinsektisida ini bernama siterax diambil dari gabungan tiga kata sirsak, diptera, dan anthrax. Pengambilan kata depan si karena sirsak sebagai bahan baku utama, kata tengah tera karena diptera nama latin dari lalat, dan kata terakhir x diambil dari nama penyakit anthrax.

Pembuatan produk ini terletak di Laboratorium Kimia FMIPA UM. Proses pembuatan bioinsektisida Siterax menerapkan teknologi nanosuspensi. Pembuatan bioinsektisida Siterax dilakukan dengan tiga tahap yakni pengambilan ekstrak daun sirsak, pencampuran dengan bahan-bahan tambahan, dan homogenisasi.

Pengambilan ekstrak daun sirsak dilakukan dengan metode maserasi, kemudian dicampur dengan bahan-bahan tambahan lainnya, lalu dihomogenisasi dengan cara diaduk dengan kecepatan 15.000rpm selama 45 menit untuk itu mengubah ukuran senyawa dalam ekstrak daun sirsak menjadi ukuran nano dan juga untuk menghomogenkan bioinsektisida.

Bahan baku utama daun sirsak yang digunakan tim Siterax diperoleh dari daerah Poncokusumo Kabupaten Malang. Tim ini terdiri dari berbagai program studi dengan dosen pendamping yaitu Mika Vernicia Humairo, S.K.M, M.P.H., dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang.

Tim Siterax terdiri dari Rosa Okta Risma Widyaningsih dari Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai Ketua, Salma Nilasalsabila dari Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai anggota 1, Saidatul Kholidia dari Program Studi S1 Kimia sebagai anggota 2, Muhammad Zidan Ardiyansah dari Program Studi S1 Akuntansi sebagai anggota 3, dan Muhammad A`izzal Fata dari Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual sebagai anggota 4.

Tim Siterax berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp 7,8 juta untuk merealisasikan produk inovatif tersebut dari Program Kreativitas Mahasiswa Skim Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemendikbudristek.

Pemasaran produk Siterax dilakukan secara online dan offline. Secara offline tim siterax mendistribusika di 3 toko se Malang Raya, yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Siterax dikemas dalam dua varian, yaitu refill siterax dan bundle siterax berisi refill siterax dan alat spray otomatis. Refill siterax berisi 500 ml dengan harga Rp. 80 ribu dan bundle siterax dengan harga Rp. 250 ribu.

Tim siterax berharap produk ini dapat mencegah anthrax dan bermanfaat bagi peternak sapi. “Semoga dengan adanya inovasi bioinsektisida siterax kasus di Malang Raya tetap nol dan dapat memanfaat produk alami dengan baik,” ucapnya.  (*)

Pewarta : Syafira Anastasya Salsabillah (MBKM)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.