TIMES MALANG, DENPASAR – Bali memang terkenal dengan keberagaman serta keindahan pantai-pantainya; selain menjadi tempat wisata, pantai-pantai tersebut juga menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat setempat. Salah satu tempat yang memiliki denyut nadi kehidupan pesisir paling nyata adalah Pasar Ikan Kedonganan.
Pasar Ikan Kedonganan berada di ujung utara Teluk Jimbaran, tepatnya di Jalan Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lokasinya terletak tepat di bibir pantai—hanya beberapa langkah dari ombak basah dan kapal-kapal yang baru kembali dari laut dengan hasil tangkapannya.
Tatkala memasuki pasar, pengunjung akan disambut dengan aroma asin laut serta keramaian pasar yang masih sangat tradisional. Kapal-kapal nelayan berjejer di pinggir pantai, bercampur dengan kegiatan jual beli yang padat, baik di area dalam maupun luar ruangan.
Meja-meja dipenuhi deretan ikan segar. Tanpa rantai distribusi panjang—apalagi yang memakan waktu berhari-hari—mayoritas ikan yang dijual adalah hasil tangkapan nelayan yang sudah mengarungi laut sejak pagi-pagi sekali.
Hasil tangkapan nelayan Pantai Kedonganan berupa ikan penpen/semenit/lemuru (sejenis sarden) yang dipindahkan dari perahu ke ember-ember besar untuk dijual langsung di Pasar Ikan Kedonganan. (Foto: Heliavita Jasmine/TIMES Indonesia)
Biasanya para nelayan mulai berangkat sekitar pukul 4 pagi, menebarkan jaring di tengah laut untuk mendapatkan tangkapan. Berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan hasil laut lainnya menunjukkan betapa kayanya negeri kita.
“Saya biasanya mulai berangkat pukul 4 atau 5 pagi, nanti balik kalau rasa sudah cukup atau sudah penuh tangkapannya untuk dijual. Kalau musim hujan begini, ikan yang di tepi kebanyakan kecil-kecil aja tangkapannya,” ucap Pak Made, salah satu nelayan di Pantai Kedonganan.
Meski begitu, tidak semua ikan yang dijual di Pasar Kedonganan merupakan hasil tangkapan dari perairan lokal Bali. Beberapa jenis ikan tertentu dipasok dari wilayah sekitar seperti Banyuwangi dan Lombok.
Di sekitar pasar, terdapat pula berbagai rumah makan seafood. Dengan menu yang beragam, pengunjung bisa memilih menggunakan seafood yang disediakan oleh rumah makan, atau memasak seafood yang sudah dibeli langsung dari pasar. Inilah yang menjadikan pasar ini menjadi pasar seafood sekaligus pusat kuliner makanan laut paling terkenal di Bali.
Pasar mulai ramai sekitar pukul 7 hingga 9 pagi, saat para penjual membuka lapak dan menata berbagai macam ikan di meja. Pilihan ikan biasanya mulai menurun ketika memasuki siang hari.
Suasana transaksi antara penjual dan pembeli di salah satu lapak Pasar Ikan Kedonganan. (Foto: Heliavita Jasmine/TIMES Indonesia)
Pasar ini mudah diakses dengan kendaraan, termasuk transportasi pribadi berbayar seperti Grab, Gojek, atau BlueBird. Untuk kendaraan roda empat, biasanya harus berhenti atau parkir di sekitar dermaga atau pintu masuk pasar.
Karena lantai pasar cenderung berpasir dan basah, disarankan memakai sandal atau sepatu berbahan karet. Untuk saat ini, pembayaran sebagian besar masih dilakukan secara tunai, jadi pastikan membawa cukup uang cash.
Kegiatan jual beli yang masih tradisional, proses tawar-menawar, senyum para pedagang, serta beragamnya jenis ikan yang ditawarkan membuat dinamika pasar memiliki daya tariknya sendiri. Pasar Ikan Kedonganan memang bukan wisata yang terpoles, namun justru melalui kesederhanaannya, tempat ini menunjukkan hubungan nyata antara manusia dan kekayaan alam—sebuah hal yang selalu menarik untuk dibahas. (*)
| Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |