TIMES MALANG, MALANG – Dijual hanya lima ribu rupiah, cookies dari Kantine Nyi Aisyah ini sukses mematahkan anggapan bahwa harga menentukan rasa. Berada di tengah Kawasan bersejarah Kampung Kayutangan Heritage, cookies ini tidak hanya ramai karena lokasinya yang ikonik tapi juga karena cookiesnya terlihat cantik dan menggoda.
Tekstur cookies yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam, merupakan hasil dari proses produksi yang dilakukan secara manual dengan bahan-bahan berkualitas.
Setiap gigitan memberikan sensasi manis yang pas dan tidak terlalu berlebihan, jadi sangat cocok untuk siapapun yang tidak suka makanan terlalu manis. Selain itu, fun factnya cookies ini mampu bertahan satu hingga dua minggu meskipun tanpa pengawet dan tanpa butter.
Usaha cookies ini bukan produk pabrikan, tapi hasil handmade yang dijual oleh Atik Suryati (59) bersama sang anak sejak September 2024.
Meskipun tempatnya sederhana hanya di sebuah rumahan saja tapi antusias pelanggan sama sekali ngga sederhana, bahkan banyak yang rela mengantri sebelum jam buka.
Pembeli sabar mengantre di depan lapak Kantine Nyi Aisyah untuk dapat menikmati jajanan cookies handmade kaya rasa. (Foto: Afanin Rushafah/TIMES Indonesia)
“Tokonya eye catching dan iseng beli ternyata, enak banget varian Red velvetnya ada marshmallow di tengahnya dan yang green tea ada kejunya, unik tapi nyatu banget rasanya creamy, wangi, dan nggak eneg,” ujar Neha Adzania Mecca, pelanggan yang mengaku sudah repeat order berulang kali.
Salah satu keunggulan dari Kantine Nyi Aisyah adalah inovasi yang terus berkembang. Jika dulu hanya menawarkan cookies biasa dalam jumlah terbatas. Kini tersedia lima varian seperti, original chips, red velvet, black choco, matcha cheese, dan almond classic dengan topping kekinian seperti ice cream, marshmallow, dan lotus Biscoff.
“Yang paling laris itu varian cookies bomb dengan rasa red velvet karena toppingnya ada ice cream dan juga marshmallow,” ujar Atik Suryati sambil menaruh taburan topping ke dalam cookies.
Menariknya, meskipun Kantine Nyi Aisyah menerapkan sistem pemesanan terencana yakni pembelian dalam jumlah besar secara dadakan tidak dilayani untuk menjaga kualitas dan waktu produksi. Tetap saja, banyak pelanggan yang datang secara mendadak dengan pesanan dalam jumlah besar.
“Untuk pelanggan cookies jika mau beli dadakan itu kita batesin maksimal hanya 10 pcs, dan jika ingin membeli melebihi itu bisa menghubungi via WhatsApp,” tambahnya.
Dalam kesederhanaan produksi, bisnis cookies ini membuktikan bahwa cita rasa berkualitas tak harus mahal dan usaha kecil pun bisa memberikan dampak besar di hati pelanggan. (*)
Pewarta: Afanin Rushafah
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |