TIMES MALANG, MALANG – Pekerjaan renovasi Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang terus dikebut, melewati awal tahun 2025 ini. Jika tidak berubah, Stadion Kanjuruhan hasil renovasi rencananya akan diresmikan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam waktu dekat.
Sesuai perencanaan awal, renovasi Stadion Kanjuruhan Malang dikerjakan dalam waktu lebih dari 1,5 tahun. Selain PT Waskita Karya, pekerjaan renovasi Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang tersebut juga ditangani rekanan Brantas Abipraya.
Pekerjaan renovasi Stadion Kanjuruhan ini dengan masa pelaksanaan yang ditargetkan selesai pada Desember 2024. Akan tetapi, hingga hari ini, pelaksanaan aktivitas pekerjaan masih berlangsung.
Selama pengerjaannya, banyak hal mengiringi proyek renovasi stadion yang sudah menjadi kebanggan Aremania ini.
Berikut sejumlah hal yang dihimpun TIMES Indonesia, yang terjadi di balik pembangunan renovasi Stadion Kanjuruhan:
Renovasi Mulai Dikerjakan Agustus 2023
Rencana renovasi Stadion Kanjuruhan ini muncul dari Presiden RI saat itu, Joko Widodo, yang juga sempat meninjau langsung kondisi Stadion Kanjuruhan, beberapa hari pasca tragedi kericuhan, 1 Oktober 2022.
Tragedi ini, terjadi setelah malam laga sarat gengsi Arema FC versus Persebaya FC, pada 1 Oktober 2024. Akibat kericuhan yang menimbulkan kepanikan supporter dan penonton, peristiwa tragis terjadi dan merenggut nyawa 135 orang supporter.
Renovasi Stadion Kanjuruhan awalnya diusulkan dengan perencanaan anggaran APBN bisa menelan hampir mencapai Rp 1 triliun.
Selama beberapa waktu proses perencanaan dan verifikasi, akhirnya ditetapkan anggaran renovasi sebesar Rp331 miliar.
Pekerjaan renovasi dimulai sekitar Agustus 2023, dimulai dari relokasi pedagang yang sebelumnya menempati bangunan kios Stadion Kanjuruhan.
Polemik Pembongkaran Pagar Tribun dan Lampu
Sebelum dilakukan renovasi yang dikerjakan PT Waskita Karya, bersama CV Brantas Abipraya, pekerjaan pertama yang dilakukan adalah pembongkaran pada sejumlah bagian existing bangunan. Diantaranya, pagar tribun penonton, atap tribun, dan lampu stadion.
Dalam tahapan pekerjaan ini, sempat muncul polemik, terkait aktivitas pembongkaran dan material bongkaran. Pekerjaan ini, diserahkan kepada Pemkab Malang melalui pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
Pihak Dispora sempat dituding melakukan dugaan penyalahgunaan wewenang yang berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Sebabnya, rekanan pembongkaran diduga ditetapkan dari proses tidak fair, dengan nilai pekerjaan yang sangat rendah, yakni tidak sampai Rp900 juta.
Sementara itu, Pemkab Malang sendiri melalui APBD juga menganggarkan sejumlah Rp 350 juta untuk belanja kegiatan pembongkaran dan analisis dampak lingkungan (Amdal) renovasi Stadion Kanjuruhan.
"Iya, ada dana APBD untuk menyertai pembangunan Stadion Kanjuruhan yang direnovasi pemerintah pusat, sebesar Rp 350 juta. Dana ini untuk belanja jasa pembongkaran, termasuk amdal stadion," terang Kepala Bappeda Kabupaten Malang, Tomie Herawanto, pada Rabu (20/9/2023).
Pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Malang, sempat turun tangan melakukan pemeriksaan lapangan kegiatan renovasi Stadion Kanjuruhan, pada Selasa (6/1/2024). Sidak yang dilakukan bersama tim pidsus Kejari, ini menyusul adanya pengaduan pelaksanaan proyek di stadion ini, terutama pekerjaan pembongkaran.
Kepala Kejari Kabupaten Malang, Rachmat Supridady, melakukan pengecekan langsung pekerjaan eksisting juga pembongkaran lampu stadion.
Menurutnya, sidak dilakukan ke lokasi proyek renovasi stadion Kanjuruhan ini sifatnya masih pra-penyeledikan, untuk memastikan ada tidaknya unsur yang menguatkan dugaan kerugian negara. Namun, tidak ada konfirmasi hasil tindak lanjut sidak proyek yang sudah dilakukan tersebut.
Renovasi Stadion Dikebut Tiga Shift Pekerja
PT Waskita Karya, selaku kontraktor pelaksana renovas Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, menyatakan optimis bisa menyelesaikan lebih cepat dibanding perencanaan waktu pekerjaan yang ditetapkan dalam kontrak.
Project Manager PT Waskita Karya, Vino Teguh Pramudia bahkan memperkirakan, pekerjaan akan mencapai 80 persen sebelum akhir Agustus 2024.
"Target percepatannya, selesai 80-90 persen pada Agustus 2024. Sisanya, tinggal finishing, pekerjaan minor dan maintenance saja," terang Vino, saat dikonfirmasi di lokasi proyek renovasi Stadion Kanjuruhan.
Percepatan target penyelesaian renovasi stadion Kanjuruhan ini pun dilakukan dengan pengerjaan penuh waktu. Dimana, dengan membagi pekerjanya dalam tiga shit, pagi sampai malam.
Percepatan ini sesuai harapan Pemkab Malang, untuk bisa menggunakan Stadion Kanjuruhan saat upacara Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2024. Selama kurun waktu hingga Agustus tersebut, menurutnya lapangan stadion, rumput, dan lintasan atletik sudah bisa dimanfaatkan.
Namun, belakangan keinginan Bupati Malang bisa memanfaatkan untuk Upacara 17 Agustus 2024 lalu ini urung terwujud, karena kondisi stadion Kanjuruhan belum bisa digunakan. Tidak ada konfirmasi lebih lanjut terkait hal tersebut.
Akan tetapi, pelaksana renovasi stadion menyebut, progres pekerjaan baru mencapai 65 persen, memasuki akhir Juli 2024.
"Hampir semua pintu masuk penonton sudah kami lakukan perkuatan konstruksi. Salah satu pekerjaan utama adalah penguatan struktur, penguatan struktur itu yang memerlukan waktu," ucap Vino, dikonfirmasi pada kesempatan berbeda, pada Kamis (25/7/2024).
Pekerjaan Teknis Konstruksi
Pihak PT Waskita Karya menyebut, lebih banyak melakukan pekerjaan teknis konstruksi dan arsitektur bangunan stadion Kanjuruhan, agar lebih layak fungsi.
Ruang lingkup pekerjaan utamanya, mencakup struktur bangunan, rangka penutup atap tribun, penambahan single seat, lintasan atletik, dan lapangan dalam stadion.
Sesuai desain perencanaan, ada pekerjaan tambahan yang sifatnya untuk memperkuat dan mengimbangi struktur bangunan yang sudah ada. Pekerjaaan teknis pada bangunan existing stadion, dilakukan dengan perkuatan struktur bangunan, mengerjakan 2.400 titik pilling bor.
"Kita tahu ya, secara fungsi stadion Kanjuruhan ini bertahun-tahun mengalami over capacity, sehingga perlu ditambahkan lagi (penguatan) untuk strukturnya. Seperti dengan piling bor di 2.400 titik, pada kolom bangunan yang ada," jelas Project Manager PT Waskita Karya, Vino Teguh.
Pekerjaan Tambahan Stadion
Beberapa tambahan pekerjaan pada renovasi standion Kanjuruhan, diseburtkan seperti pada lanskap stadion seperti pagar, akses parkir atau penguatan struktur lainnya.
Sesuai dihimpun, tangga exit tribun penonton dilakukan pembongkaran total, dan diganti bangunan tangga baru yang lebih layak fungsi sesuai standard FIFA. Termasuk, membuat pintu gerbang (gate) baru, untuk akses masuk dan keluar penonton dalam jalur berbeda.
Konstruksi khusus fasilitas bagi penonton disabilitas juga ditambahkan. Disebutkan, sesuai desain yang sudah direncanakan, disediakan total 350 seat bagi penonton difabel, dari kapasitas 21.700 single seat dalam stadion Kanjuruhan.
Menurut Vino, pihaknya hanya fokus pekerjaan teknis membangun sarana penunjang untuk pemain dan kebutuhan pertandingan. Termasuk, ruang kontrol untuk media pertandingan, juga disediakan di lantai 3 tribun utama.
Sedangkan, fasilitas tambahan lain seperti Video Assistant Referee (VAR) sesuai standar FIFA, menurutnya itu di luar pekerjaan teknis yang harus dikerjakan pelaksana renovasi.
"Nah, untuk kelengkapan lain sesuai Standarisasi FIFA, ini nanti lebih kepada panitia pelaksana atau user (penerima), ya," jelas Vino Teguh.
Pintu 13 Dipertahankan Keluarga Korban
Selain terus berjuang mencari keadilan, Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tak tinggal diam selama renovasi stadion berjalan. Beberapa kali, setiap hari Kamis, keluarga korban berkumpul melakukan doa bersama di dekat Pintu 13 stadion Kanjuruhan.
Keluarga korban juga tetap pada permintaan, agar Pintu 13 tidak dibongkar atau direnovasi. Sebaliknya, diharapkan tetap dipertahankan seperti aslinya setelah kejadian, dan dijadikan sebagai bangunan monumen.
Permintaan ini juga disanggupi pihak Waskita Karya, dan jadi kesepakatan bersama saat pertemuan yang difasilitasi pihak Polres Malang.
Tetapi, keluarga korban tragedi Kanjuruhan bersama pihak Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan kecewa, dan sempat melurug pelaksana renovasi Stadion Kanjuruhan, pada Rabu (24/7/2024).
Keluarga korban meminta klarifikasi, atas alasan pembongkaran Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Malang, oleh pelaksana proyek, PT Waskita Karya.
"Setelah tahu ada pembongkaran, kami jadi sakit hati dan kecewa. Kok menghianti janji, untuk tidak dibongkar! Ini ada apa? Siapa pihak yang jadi biang, menyuruh pembongkaran," sesal perwakilan keluarga korban, Devy Antok, saat itu.
Padahal, menurutnya sudah dua kali dilakukan komunikasi dan persetujuan, terkait Pintu 13 yang diinginkan keluarga korban tidak diubah sedikitpun. Bahkan, kata Devi, disepakati akan dilakukan pembatas kaca untuk melindungi dinding dan Pintu 13, agar sisa memori kelam di tragedi Kanjuruhan tersebut dibiarkan seperti kondisi aslinnya saat kejadian.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan, YKTK dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan menyampaikan sejumlah tuntutan. Diantaranya, mengultimatum pihak PT Waskita Karya, untuk mengembalikan bentuk Pintu 13 seperti kondisi sebelumnya, dalam waktu 5 x 24 jam, terhitung mulai Senin (22/7/2024).
Tuntutan lainnya, keluarga korban meminta tidak dilakukan aktivitas renovasi di seluruh stadion, selama pekerjaan pemulihan bentuk Pintu 13. Sempat muncul ancaman pendudukan dari keluarga korban, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Menanggapi hal ini, pihak Waskita Karya, Vino Teguh, menyatakan tetap optimistis pengerjaan renovasi Stadion Kanjuruhan Malang berjalan sesuai waktu kontrak, yakni selesai akhir Desember 2024. Namun dengan catatan, selama proses renovasi itu tidak ada tindakan pendudukan area renovasi stadion. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |