TIMES MALANG, MALANG – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur menggelar pertunjukan Wayang Topeng Panji Smara Tahta “Lakon Lelana Klana” di Taman Krida Budaya kota Malang. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Seni Waris yang diinisiasi Gubernur Jawa Timur. Program ini bertujuan melestarikan kebudayaan yang mulai terpinggirkan oleh kemajuan zaman.
Masyarakat Jawa Timur, khususnya Kota Malang, tidak banyak mengetahui bahwa daerah ini memiliki seni topeng yang tak kalah menarik dari Yogyakarta. Fakta inilah yang mendorong semangat besar untuk kembali mengangkat seni lokal yang hampir terlupakan. Wayang topeng panji smara tahta ini tidak hanya mempersembahkan namun juga menuntun kita untuk lebih dekat dengan ke elokan budaya gemilang khususnya di Kota Malang
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Evy Afianasari berkata bahwa Topeng Panji Malang merupakan salah satu kesenian yang hampir punah. Melalui program ini, masyarakat terutama generasi muda diberi ruang untuk mengenal dan mengapresiasi kembali kesenian tersebut.
Penampilan kesenian yang dibumbui dengan adegan lucu pada malam hari itu, taman krida, Jumat 19 September 2025 kota Malang. (FOTO: Beril Bestarino O.S./TIMES Indonesia)
“Gen - Z bukanlah anak-anak yang ketinggalan zaman atau bahkan anak-anak yang malas. Mereka justru punya rasa ingin tahu yang besar terhadap budaya, hal ini menumbuhkan semangat kami dalam mensukseskan acara ini” ujarnya, Jumat (19/9/2025) malam.
Dalam kegiatan tersebut, berbagai sanggar dan kelompok seni topeng di Malang diundang untuk tampil sekaligus belajar. Selain mengasah keterampilan seni pertunjukan, para seniman muda juga dibekali kemampuan manajemen serta kepemimpinan.
Disbudpar Jatim juga menggandeng akademisi dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Universitas Negeri Surabaya, dan sejumlah koreografer untuk mendampingi kegiatan.
Antusias pengunjung yang di dominasi oleh anak muda sangat membeludak, taman krida, Jumat 19 September 2025 kota Malang. (FOTO: Beril Bestarino O.S./TIMES Indonesia)
Evy menambahkan, pihaknya berupaya menjadikan acara ini sebagai agenda bulanan. Tidak hanya fokus pada seni topeng, program ini juga akan mengangkat kesenian Jawa Timur lain yang mulai dilupakan.
“Ini adalah semangat membawa pulang topeng panji, agar dunia tahu bahwa topeng panji khas Malang itu benar adanya,” tegasnya.
Pertunjukan kali ini disambut meriah oleh masyarakat. Penonton memadati lokasi acara, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kebudayaan daerah.
Sebagai penutup, Evy menyampaikan pesannya kepada generasi muda. “Tugas kita adalah mencintai kebudayaan. Secanggih apapun kita, sejauh apapun kita melangkah, jangan lupa untuk pulang. Ada adat, kebudayaan, dan kebahagiaan di balik kesenian ini," ujarnya. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |