TIMES MALANG, JAKARTA – Korea Selatan dilanda banjir dan tanah longsor. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia, 14 lainnya hilang dan ribuan orang terpaksa mengungsi setelah banjir, tanah longsor dan bendungan meluap. Bencana banjir Korea Selatan ini terjadi setelah hujan deras selama tiga hari di wilayah tengah Korea Selatan.
Sebagian besar korban dilaporkan dari provinsi Gyeongsang Utara, yang disebabkan tanah longsor di daerah pegunungan yang menghancurkan rumah.
Akibat hujan deras yang memicu tanah longsor itu membuat pemadaman listrik sementara di 13 kota besar dan kecil dalam semalam. Hujan deras itu juga merendam jalan, menghanyutkan mobil, dan mengganggu jalur kereta api.
Menurut data kementerian pada Sabtu (15/7/2023), ribuan orang juga telah dievakuasi. Sejumlah desa dataran rendah di dekat bendungan, serta banyak jalan yang menghubungkannya, dikatakan terendam, menyebabkan beberapa warga terperangkap di rumah mereka.
Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, hingga pukul 6 sore (09:00 GMT) ini 4.763 orang telah dievakuasi secara nasional karena air meluap dari bendungan di provinsi Chungcheong Utara sejak Sabtu pagi. Menurut otoritas provinsi, perintah evakuasi pemerintah itu telah mencapai 7.000 orang lebih.
Perkiraan Administrasi Meteorologi Korea, jumlah itu akan bisa bertambah karena hujan yang lebih deras diperkirakan terjadi di semenanjung Korea pada hari Minggu.
Korea Railroad Corporation juga menghentikan semua kereta lambat dan beberapa kereta peluru. Kereta peluru lainnya mungkin tertunda karena operasi yang lebih lambat, karena tanah longsor, banjir rel, dan batu yang jatuh mengancam keselamatan.
Sebuah kereta api yang lambat tergelincir pada Jumat malam ketika tanah longsor mengirim tanah dan pasir ke atas rel di provinsi Chungcheong Utara, kata kementerian transportasi. Seorang insinyur terluka, tetapi tidak ada penumpang di dalamnya.
Dalam pertemuan dengan lembaga pemerintah, Sabtu (15/7/2023), Perdana Menteri Han Duck-soo meminta militer untuk secara aktif bergabung dalam kegiatan penyelamatan, bekerja sama dengan pejabat pemerintah untuk memobilisasi peralatan dan tenaga.
Hujan deras memicu tanah longsor dan pemadaman listrik sementara di 13 kota besar dan kecil dalam semalam. Di distrik Goesan tengah saja, lebih dari 6.000 penduduk diperintahkan untuk dievakuasi setelah bendungan meluap.
Pasca banjir Korea Selatan yang mengakibatkan longsor hingga menelan korban jiwa, biro cuaca mengumumkan hujan lebat yang berlanjut di sebagian besar negara. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Korea Selatan Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 22 Orang Meninggal Dunia
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |