TIMES MALANG, JAKARTA – Kondisi nilai tukar rupiah yang makin mendekati batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS (USD) tampaknya tidak membuat Bank Indonesia (BI) gelisah.

Nilai tukar rupiah terus melanjutkan tren pelemahan terhadap dolar AS.  Rupiah tergelincir 20 poin atau 0,21% ke tingkat Rp 16.911 per USD saat perdagangan dibuka pada Rabu (9/4/2025) dari posisi sebelumnya Rp 16.891. Kendatipun demikian, posisi ini belum memantik kecemasan serius.

Deputi Gubernur BI Juda Agung, memberikan sinyal tenang dengan menegaskan bahwa pelemahan rupiah masih dalam koridor yang belum  meresahkan, termasuk bagi pelaku usaha domestik dalam menangani utang valuta asing (valas).

"Situasinya masih kondusif. Perusahaan-perusahaan di Indonesia telah kami bekali dengan kewajiban melakukan hedging, sehingga tekanan kurs tak langsung berimbas pada utang valas mereka," katanya ketika dimintai tanggapan oleh wartawan terkait kondisi rupiah, dikutip Rabu (9/4/2025).

Juda optimistis bahwa sistem hedging yang diterapkan selama ini cukup efektif dalam mengamankan perusahaan dari gelombang pelemahan rupiah.

Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan rupiah yang terjadi juga dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap hawa inflasi yang masih dinyatakan rendah dan terjaga. (*)