TIMES MALANG, SEMARANG – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa gerakan pemuda dan perempuan merupakan dua kekuatan sosial penting yang berperan menjaga moral kebangsaan sekaligus menjadi penggerak utama pembangunan bangsa.
Menurut Lestari, Oktober memiliki makna historis yang kuat bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada bulan inilah lahir dua tonggak pergerakan nasional, yaitu Sumpah Pemuda dan Kongres Perempuan Indonesia yang digagas Kowani pada 1928. “Kedua momentum itu menunjukkan semangat perubahan yang menjadi fondasi kemerdekaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10).
Pernyataan itu disampaikan Lestari saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertema “Generasi Muda dan Perempuan: Pilar Kebangsaan di Tengah Dinamika Demokrasi” yang digelar oleh Badan Koordinasi Korps HMI-Wati (Kohati) HMI Jawa Tengah-DIY di Semarang, Rabu (15/10/2025).
Legislator Partai NasDem itu menekankan, UUD 1945 menegaskan kesetaraan setiap warga negara di hadapan hukum dan pemerintahan, tanpa pengecualian. Karena itu, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam proses pembangunan.
Ia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda dan perempuan saat ini, seperti disinformasi, pragmatisme politik, ketidakpedulian sosial, dan kesenjangan ekonomi. Tantangan tersebut, kata Lestari, harus dijawab dengan peningkatan kapasitas intelektual dan keterampilan di berbagai bidang.
Lestari berharap para kader muda, khususnya anggota Kohati, dapat menjadi contoh dalam memahami dan mengamalkan empat pilar kebangsaan — Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika — sebagai pedoman bersikap di tengah kehidupan sosial yang dinamis.
“Generasi muda, terutama perempuan, punya peran besar dalam menggerakkan masyarakat menuju perubahan. Saya percaya, mereka mampu menjadi penggerak pembangunan dan mewujudkan cita-cita bangsa,” tandasnya. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |