TIMES MALANG, SUMBA TIMUR – Kabupaten Sumba Timur sebagai bagian dari Pulau Cendana dengan popularitas kuda sandelnya dan kerajinan tenun ikat tradisonal, menggelar ajang promosi parwisata daerah HUMBA Sandalwood Festival 2025.
“Jadi melalui even promosi pariwisata daerah dalam HUMBA Sandalwood Festival 2025 yang kita lakukan pada 12 Juli 2025 kemarin kita libatkan semua lapisan masyarakat Sumba Timur dan pulau Sumba yang disaksikan langsung oleh wisatawan mancanegara, nusantara dan lokal,” ungkap Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali, Minggu (13/7/2025).
Parade Tenun ikat tradsional Sumba Timur dan pameran UMKM di Taman wisata Swembak.
Menurutnya, makna di balik HUMBA Sandalwood Festival 2025 yang diikuti 50 peserta parade kuda dan 50 perajin tenun ikat tradisional, adalah mengenang peristiwa 50 tahun lalu di mana pada tahun 1975 tenun ikat Sumba Timur mulai terekspos dan diperjualbelikan secara besar-besaran.
Tenun ikat tradisonal Sumba Timur juga menduduki pasar dunia dan banyak ditemukan pada museum-museum besar di luar negeri. Begitu pula dengan kuda Sandel yang menjadi lambang kebanggaan masyarakat Sumba yang terpaut dengan adat istiadat secara turun temurun.
Umbu Lili mengatakan, festival Sandalwood dan expo tenun ikat Sumba merupakan salah satu festival yang masuk dalam 100 kalender event Indonesia yakni bentuk promosi bersama Pulau Sumba sebagai satu destinasi besar Provinsi NTT yang ditetapkan dan difasilitasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
“Ini sudah berjalan sejak tahun 2017 sampai 2019, tentu kegiaan ini sangat bermanfaat bagi promosi pariwisata daerah dengan dua jenis kegiatan yakni parade kuda sandel dan pertunjukkan membuat tenun ikat dan sonket atau pahikung tradisonal Sumba Timur,” paparnya.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur Yudi Umbu U.T Rawambaku menambahkan, bahwa maksud dan tujuan acara ini adalah untuk mengekspos atau menunjukkan kepada dunia tentang kehidupan masyarakat adat dan budaya Sumba Timur.
Nilai itu, khususnya adalah di desa maupun di dusun-dusun, dalam kehidupan sehari-hari masyrakat Sumba Timur menggunakan kuda sandel sebagai hewan yang paling bermakna bagi mereka.
“Di satu sisi juga tenun ikat Sumba Timur merupakan produk kerajinan lokal sebagai identitas diri secara turun temurun dari leluhur dalam suatu kearifan lokal ,”ujarnya.
Adapun tujuan dari acara ini adalah untuk menambah nilai-niai budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan penghargaan masyarakat pada budaya leluhur, keragaman budaya dan tradisi setempat.
“Kegiatan itu dipusatkan di Taman Wisata Swembak Kota Waingapu sementara parade kuda dilepas di jejeran bukit terindah Pulau Sumba yakni Bukit Tanara,” tutup Yudi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Parade Kuda dan Tenun Ikat Sumba Timur Warnai Ajang Promosi HUMBA Sandalwood Festival 2025
Pewarta | : Moh Habibudin |
Editor | : Ronny Wicaksono |