TIMES MALANG, MALANG – Perum Jasa Tirta (PJT) I berkomitmen untuk mendukung pemerintah mencapai swasembada pangan dan energi melalui pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi.

Dengan memanfaatkan potensi air dari bendungan dan sungai, PJT I memastikan keberlanjutan suplai air untuk irigasi pertanian dan pembangkitan energi hijau.

Direktur Utama PJT I, Fahmi Hidayat, saat podcast bersama TIMES Indonesia, memaparkan bagaimana peran vital PJT I dalam mengelola sumber daya air untuk mendukung ketahanan pangan dan energi nasional.

Menurutnya, pengelolaan air yang baik menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan berbagai sektor yang bergantung pada air, mulai dari pertanian hingga pembangkit listrik.

Fahmi menjelaskan bahwa salah satu prioritas utama PJT I adalah memastikan ketersediaan air untuk kebutuhan irigasi pertanian.

Air yang dikelola melalui bendungan dan sungai dialirkan secara efisien ke daerah-daerah irigasi untuk mendukung produktivitas lahan pertanian.

“Kami pastikan suplai air untuk irigasi harus aman. Kewajiban kami adalah menyediakan air di intake-intake utama sesuai dengan kebutuhan daerah irigasi. Dari hulu hingga hilir, suplai air ini benar-benar kami jaga agar semua daerah pertanian dapat memenuhi kebutuhan airnya,” kata Fahmi.

Sebagai negara agraris, keberlanjutan sektor pertanian sangat bergantung pada ketersediaan air. Fahmi menegaskan bahwa peran PJT I dalam mendukung irigasi adalah bagian dari kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Selain untuk irigasi, PJT I juga memanfaatkan bendungan-bendungan yang dikelolanya untuk mendukung pembangkitan energi terbarukan.

Beberapa bendungan multipurpose yang dikelola oleh PJT I, seperti PLTA Sengguruh, Sutami, Lodoyo, dan Hulingi, telah menjadi sumber penting pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

“Sebagian besar bendungan yang kami kelola adalah bendungan multipurpose, yang selain untuk irigasi juga dimanfaatkan untuk pembangkitan energi. PLTA ini berfungsi optimal terutama saat beban puncak karena dapat langsung menghasilkan energi listrik yang masuk ke sistem Jawa-Bali,” jelas Fahmi.

Lebih dari itu, PJT I juga terus berinovasi untuk memanfaatkan potensi energi terbarukan lainnya. Salah satu inovasi terbaru adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Apung di Waduk Sutami dengan kapasitas hampir 100 MW.

“PLTS Apung ini memanfaatkan permukaan air waduk untuk pemasangan panel surya. Sistem ini sangat strategis karena saat musim kemarau, PLTS berfungsi maksimal memanfaatkan panas matahari, sedangkan PLTA berfungsi optimal saat musim penghujan. Keduanya terintegrasi dengan sistem on-grid untuk mendukung swasembada energi hijau,” terang Fahmi.

Fahmi juga mengungkapkan bahwa pembangunan PLTS Apung ini dilakukan melalui kerja sama dengan investor dari China serta subholding PLN. Proyek ini diharapkan menjadi model energi terbarukan yang dapat dikembangkan di berbagai lokasi lain.

Dalam mendukung ketahanan air, PJT I memastikan pasokan air permukaan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di berbagai daerah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada air tanah yang sering kali menyebabkan dampak lingkungan serius, seperti penurunan muka tanah atau land subsidence, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Semarang.

“Air tanah memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Dengan memastikan suplai air permukaan yang memadai, kami berupaya mengurangi penggunaan air tanah sehingga potensi penurunan tanah dapat diantisipasi. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami dalam menjaga keberlanjutan lingkungan,” kata Fahmi.

Upaya PJT I dalam menjaga suplai air tidak hanya berdampak pada sektor pertanian dan energi, tetapi juga mendukung agenda nasional dalam mencapai swasembada pangan dan energi. Dengan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dan inovasi energi terbarukan seperti PLTS Apung, PJT I menunjukkan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan nasional.

“Kami memanfaatkan semua potensi air yang ada, baik untuk pertanian maupun energi, demi mendukung swasembada nasional. Inovasi seperti PLTS Apung adalah bukti bahwa PJT I berkomitmen untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman,” pungkas Fahmi. (*)