TIMES MALANG, JAKARTA – Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menggelar pertemuan dengan sejumlah kiai di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (23/11/2025) malam. Pertemuan berlangsung tertutup hingga dini hari, Senin (24/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU, menyusul munculnya dorongan agar ia meletakkan jabatan setelah rapat jajaran Syuriah PBNU pekan lalu.
Desakan tersebut mencuat antara lain karena kehadiran akademisi Peter Berkowitz—yang disebut memiliki keterkaitan dengan jaringan Zionisme Internasional—dalam sebuah acara PBNU.
“Malam ini kami mengundang para kiai untuk mendapatkan pandangan dan arahan langsung terkait situasi organisasi yang berkembang,” ujar Gus Yahya.
Sejumlah tokoh hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya Syaikh Ali Akbar Marbun dari Medan yang juga anggota Ahlul Halli wal Aqdi pada Muktamar Ke-34 Lampung, Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, KH Muadz Thohir, KH Muhyiddin Ishaq, Waketum PBNU KH Amin Said Husni, serta sejumlah kiai lainnya.
Menurut Gus Yahya, para kiai sepakat menyayangkan terjadinya ketidaktertiban dalam Rapat Harian Syuriah. Mereka menegaskan bahwa setiap langkah organisasi harus merujuk pada AD/ART dan mekanisme konstitusional Nahdlatul Ulama.
Para kiai, lanjutnya, juga menekankan agar tidak ada tindakan atau keputusan yang melebihi kewenangan, serta meminta seluruh informasi yang beredar diverifikasi dan ditabayyuni secara menyeluruh guna menghindari potensi fitnah yang bisa merugikan jamaah maupun marwah organisasi.
Sebagai tindak lanjut, para kiai sepuh dijadwalkan akan menggelar pertemuan lebih besar di Pondok Pesantren Lirboyo.
“Pertemuan itu diharapkan menjadi ruang untuk menetapkan langkah maslahat, meredakan eskalasi yang tidak perlu, dan memastikan penyelesaian berjalan sesuai kebijaksanaan ulama serta tata kelola organisasi yang tertib,” kata Gus Yahya. (*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |