TIMES MALANG, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) menyiapkan langkah cepat untuk membantu mahasiswa terdampak bencana serta berkontribusi dalam penanganan bencana nasional. Hal itu disampaikan Prof. Unti Ludigdo, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, saat menghadiri kegiatan Sabda Budaya 2025 di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya, Rabu (3/12/2025).
Prof. Unti menegaskan bahwa UB memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa yang keluarganya berada di wilayah terdampak bencana di berbagai daerah. Bentuk dukungan kampus mencakup advokasi pembiayaan pendidikan serta kebutuhan dasar mahasiswa.
“Mahasiswa yang berasal dari daerah bencana dan terdampak langsung bisa kita advokasi. UKT dan kebutuhan bulanan akan kita bantu semaksimal mungkin selama ada laporan kepada kami,” ujarnya.
Selain bantuan internal, UB juga terlibat langsung dalam penanganan bencana berskala nasional. Sesuai arahan Kementerian Kemendiktisaintek.
Menurutnya, UB akan menjadi salah satu dari sembilan Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH) di Jawa yang bergerak ke wilayah bencana di Sumatera dan Aceh.
“Hari ini proposal keikutsertaan UB disubmit ke kementerian. Tanggal 8, tim tanggap bencana dari UB akan diberangkatkan dengan perangkat serta teknologi inovasi yang bisa diterapkan di lokasi bencana,” jelasnya.
Dalam misi kemanusiaan tersebut, UB akan menerjunkan sekitar 45 mahasiswa lintas jenjang: S1, S2 hingga profesi melalui skema KKN kemahasiswaan tanggap bencana. Para mahasiswa akan didampingi tenaga ahli dan dosen dengan kompetensi kesehatan, gizi, psikologi, hingga spesialisasi yang dibutuhkan lainnya.
UB juga menggandeng berbagai kampus untuk memperkuat kolaborasi. Dari Malang, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersedia bergabung, dan di lokasi bencana UB bekerja sama dengan universitas setempat. Tim UB dijadwalkan bertugas di Kabupaten Agam, salah satu area terdampak paling parah.
Dalam hal teknologi, UB akan menerapkan inovasi penjernihan air bersih serta teknologi pendampingan trauma dan kesehatan. Sementara urusan jaringan internet dan sinyal bagi relawan akan dipastikan melalui koordinasi Komdigi dan BNPB.
Prof. Unti memastikan bahwa dukungan internal mahasiswa terdampak akan terus dimaksimalkan melalui berbagai kanal kampus.
“Kami sudah siap menampung informasi dan perbantuan melalui bidang kemahasiswaan. Mahasiswa terdampak bisa menghubungi kami lewat e-konseling, BEM, atau dosen pembimbing,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar mahasiswa tidak ragu meminta bantuan. “Mahasiswa harus proaktif. Kami pasti bantu,” pungkasnya.(*)
| Pewarta | : Hainor Rahman |
| Editor | : Hainorrahman |