TIMES MALANG, MALANG – Setelah menempuh perjalanan selama sekitar satu bulan dengan mengayuh sepeda dari Jakarta Barat, Fahmi (60) akhirnya tiba di Malang untuk menghadiri Haul Akbar Al-Habr Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-‘Alawy dan Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, yang diikuti ribuan jamaah dari berbagai daerah.

Fahmi menempuh perjalanan panjang seorang diri. Di bagian belakang sepedanya terpasang selembar kertas bertuliskan “Jakarta Barat Goes to Haul Akbar Imamain.”

Menurut Fahmi, tulisan tersebut ia pasang sebagai penanda tujuan perjalanan sekaligus pengingat niatnya sejak berangkat dari rumah.

“Biar jelas saja, dari mana berangkat dan mau ke mana,” kata Fahmi saat ditemui usai acara, Minggu (14/12/2025).

Ia mengaku berangkat dengan persiapan seadanya. Dua tas besar yang dibawa di belakang sepeda berisi pakaian, perlengkapan ibadah, dan kebutuhan dasar selama perjalanan.

Fahmi mengatakan tidak menargetkan waktu tertentu, hanya berusaha sampai sesuai kemampuan fisiknya.

“Saya niatkan dari rumah. Kalau sudah niat, Allah pasti kasih jalan,” ujarnya.

Dalam perjalanan, Fahmi mengakui banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama kondisi fisik yang tidak lagi muda. Ia kerap berhenti untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

“Kalau capek ya berhenti. Yang penting tetap jalan,” katanya.

Fahmi menyebut keinginannya menghadiri haul sudah lama ia simpan. Bagi dia, haul bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada ulama.

“Ini soal kesungguhan dan bukti cinta pada habaib,” ucapnya.

Haul Akbar Imamain tahun ini dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah. Mereka datang dengan beragam cara, mulai dari kendaraan pribadi hingga rombongan bus. Kehadiran Fahmi dengan sepeda tuanya menjadi perhatian sejumlah jamaah lain yang sempat menyapanya di lokasi.

Sejumlah jamaah terlihat menghampiri Fahmi, sekadar berbincang atau memberikan minum setelah mengetahui perjalanan yang ditempuhnya. Fahmi mengaku bersyukur bisa sampai dan mengikuti rangkaian acara haul dengan lancar.

“Alhamdulillah, sampai dan bisa ikut haul sudah cukup,” katanya.

Menurut Fahmi, esensi menghadiri haul bukan terletak pada sarana yang digunakan, melainkan pada niat dan keteguhan hati.

“Yang penting hatinya sampai dulu,” ujarnya.

Setelah mengikuti haul, Fahmi mengatakan akan kembali pulang dengan cara yang sama. Meski perjalanan panjang telah ia lalui, ia mengaku tidak mempermasalahkan lelah.

“Kalau badan capek itu biasa. Yang penting niatnya,” pungkasnya dengan senyum.