TIMES MALANG, MALANG – Pemerintah Kota Malang menegaskan penanganan stunting tidak akan bergeser, meski isu efisiensi anggaran tengah menjadi perhatian. Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin memastikan bahwa percepatan penurunan stunting tetap menjadi agenda utama karena ribuan anak masih masuk kategori berpotensi stunting.
“Soal ini kami tidak terlalu terpengaruh dengan isu efisiensi. Stunting tetap menjadi prioritas kita. Ada 2.000 sekian anak yang punya potensi stunting, dan itu menjadi fokus kami,” kata Ali.
Pemkot Malang memilih memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mengantisipasi intervensi yang tidak dapat dilaksanakan menggunakan APBD. Ali menyebut bahwa pola kerja sama berbasis pentahelix, yang melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, pemerintah, dan media, akan menjadi tulang punggung percepatan program.
“Tentu ada hal yang tidak bisa dieksekusi lewat APBD, terutama kalau ada efisiensi. Maka kita akan lari pada CSR, nanti dibantu oleh Baznas. Ada juga intervensi dari HIPMI, akademisi, dan pendampingan perguruan tinggi,” ujarnya.
Ia menambahkan, sinergi ini akan memperkuat upaya penuntasan stunting tanpa mengorbankan kualitas pelayanan.
Selain itu, Pemkot Malang juga membuka ruang kerja sama dengan Kemendiktisaintek agar program mahasiswa yang didanai kementerian dapat diarahkan mendukung penanganan stunting.
Dalam upaya pemenuhan gizi, keberadaan Program Makan Bergizi (MBG) menjadi penopang penting. Ali menyebut bahwa program nasional ini memiliki instrumen yang langsung mengena pada kelompok berisiko, terutama ibu hamil.
“Dalam program MBG, sepuluh persen ada kewajiban untuk ibu hamil. Sepuluh persen dari kuota tiap dapur itu diarahkan untuk penuntasan stunting. Jadi efisiensi tidak terlalu berpengaruh,” ujarnya.
Untuk mencapai sasaran besar, Pemkot Malang merancang strategi jangka menengah hingga jangka panjang. Fokus penanganan akan diarahkan per kecamatan, dengan target replikasi dari wilayah yang menunjukkan akselerasi tercepat.
“Harapannya, 2.000 kasus itu bisa selesai dalam lima tahun. Fokusnya nanti per kecamatan, tiap tahun kita fokuskan penanganannya,” kata Ali. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |