TIMES MALANG, JAKARTA – Hingga Selasa (14/10/2025) malam, Hamas telah menyerahkan delapan dari 28 sandera yang sudah mati akibat perang Israel-Hamas yang berlangsung selama dua tahun.
Hari ini, Rabu (15/10/2025) seperti dilaporkan lembaga penyiaran publik Israel, KAN, Israel mengizinkan membuka perlintasan Rafah untuk masuknya bantuan kemanusiaan dari Mesir ke wilayah Palestina, kata lembaga penyiaran publik Israel KAN.
Namun Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir pada hari Selasa mengeluarkan ancaman akan menghentikan pasokan bantuan ke Gaza jika Hamas gagal mengembalikan sisa-sisa mayat tentara yang masih berada di wilayah tersebut.
Lembaga penyiaran publik Israel itu mengatakan, pembukaan kembali perlintasan Rafah selatan, yang diputuskan oleh "eselon politik", terjadi setelah Hamas menyerahkan lagi empat jenazah sandera pada Selasa malam berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Jumat.
Dari empat jenasah itu, tiga diantaranya telah teridentifikasi setelah dilakukan uji forensik atas identitas mereka dengan keluarganya.
"Dengan kesedihan dan rasa sakit yang mendalam, kami mengumumkan kembalinya jenazah Ouriel Baruch tercinta dari Jalur Gaza, setelah dua tahun penuh doa, harapan, dan keyakinan," ujar keluarga warga Yerusalem yang diculik pada 7 Oktober 2023, di festival Nova. Saat itu usia Ouriel Baruch 35 tahun.
Kerabat Tamir Nimrodi dan Eitan Levy juga mengumumkan kepulangan mereka ke Israel.
Eitan Levy, seorang sopir taksi berusia 53 tahun, tewas setelah mengantar seorang teman di Kibbutz Beeri pada pagi hari serangan Hamas itu.
Sedangkan Tamir Nimrodi, seorang tentara berusia 18 tahun, ditangkap di sebuah pangkalan militer di perbatasan Gaza.
Berdasarkan perjanjian yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump, Hamas harus menyerahkan semua sandera, baik yang hidup maupun yang mati dalam waktu 72 jam sejak gencatan senjata mulai berlaku pada hari Jumat itu.
Hamas telah mengembalikan seluruh 20 sandera yang masih hidup tepat waktu, dan hingga Selasa malam mereka masih menyerahkan delapan jenazah dari 28 sandera yang mati di Jalur Gaza pada Israel.
Menurut KAN, keputusan untuk membuka kembali Rafah agar bantuan kemanusiaan bisa lewat di perlintasan Rafah juga diambil setelah Israel diberitahu tentang niat Hamas untuk mengembalikan empat jenazah lagi pada hari Rabu, hari ini.
Berikut detail para sandera:
Total sandera yang disandera selama serangan 7 Oktober: 251.
Sandera yang disandera sebelum serangan 7 Oktober: empat (dua orang memasuki Gaza pada tahun 2014 dan 2015 dan jenazah dua tentara yang tewas dalam perang 2014).
Sandera yang masih hidup yang dibebaskan melalui pertukaran atau kesepakatan lain: 160.
Jenazah sandera yang dibebaskan melalui kesepakatan: 15.
Jenazah sandera yang diambil oleh pasukan Israel: 51.
Sandera yang diselamatkan hidup-hidup: delapan.
Jenazah sandera yang masih ditawan: 21.
Non-Israel yang jenazahnya masih di Gaza: 3 (termasuk 2 warga negara Thailand dan 1 warga Tanzania).
Hingga Selasa (14/10/2025) malam, Hamas telah menyerahkan delapan dari 28 sandera yang sudah mati akibat perang Israel-Hamas yang berlangsung selama dua tahun. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Faizal R Arief |