TIMES MALANG, MALANG – Pisah sambut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Malang dari Drs Bambang Istiawan kepada Drs Muhammad Nur Fuad Fauzi, Jumat (1/7/2022) siang berlangsung penuh haru.
Perpisahan pimpinan BPBD itu dilakukan di aula BPBD di Trunojoyo Kav 8, Kepanjen. Sederhana. Acaranya hanya sambutan kedua pucuk pimpinan dan kesan stafnya.
Ketika giliran seorang staf, Syaiful Effendi diberi kesempatan untuk memberikan kesan-kesannya mewakili seluruh staf, beberapa kali Syairul yang akrab dipanggil Dugel itu meneteskan air mata. Bahkan ia tidak tuntas menyelesaikan kesannya.
Lima tahun kurang tiga bulan, Bambang Istiawan menjabat Kepala BPBD Kabupaten Malang. Tentu waktu yang tidak sebentar bagi seorang pejabat dalam memimpin lembaganya.
Maka tak mengherankan bila hubungan emosional yang terbangun selama itu telah menciptakan kedekatan yang luar biasa, sampai sudah seperti keluarga sendiri. Ia menilai sekarang sudah jarang ada hubungan seperti ini di lingkungan pemerintahan.
Bambang Istiawan menjabat sebagai Kepala BPBD sejak 1 September 2017. "Sehingga saya hafal dengan staf-staf di sini sampai ke soal karakternya. Bahkan saya hafal juga sampai bau keringatnya," kata Bambang.
Bambang bahkan mengakui karena lamanya ia di BPBD, sampai-sampai ia merasa kalau menceritakannya seperti ia bercerita dengan teman-temannya di sekolah dulu.
"Mulai dari nyambel pedes yang dibuat di dapur BPBD, bau keringat staf sampai sering diceramai oleh staf, itu saya alami. Tapi itu adalah sesuatu yang memang harus saya lalui atau siapapun yang menjabat. Artinya perjalanan orang bekerja pasti demikian. Masuk, keluar datang, pergi, dipindah dan sebagainya," katanya.
Banyak kenangan yang ada di BPBD. "Tetapi karena saya seorang PNS, kepindahan jabatan, ditempatkan dimana saja, itu semua tergantung pimpinan," ujar dia.
Tetapi satu hal yang Bambang tidak mengakui adalah istilah mantan BPBD. "Jadi meski tidak lagi di BPBD, kalau disuruh bantu ya harus mau. Itu berlaku juga untuk diri saya," kata dia lagi. Karena Kabupaten Malang ini luas geografinya, selama kepemimpinannya, Bambang juga menerapkan pola kepemimpinan field condition.
Karena itu pula ia juga membebaskan stafnya kesehariannya soal pakaian dinas hariannya. "Hanya hari hari tertentu saja hal yang berkaitan dengan keharusan mengenakan seragam tertentu saya disiplinkan," ujarnya.
Ia juga mengaku sering diakali anak buahnya. Contohnya, ia pernah diajak ngobrol anak buahnya di kantor sampai malam hari. "Belakangan saya tahu ternyata ia piket malam itu. Rupanya dia cari teman jaga, ya saya akhirnya ikut tidur di kantor," katanya
Tapi baginya pengalaman itu justru semakin mendekatkan diri dengan stafnya. Ia semakin tahu apa yang dimaui stafnya. Namun, lanjut dia, lima tahun ini ia merasa masih banyak kekurangan. Sehingga dengan masuknya Fuad ia berharap kekurangan itu bisa diperbaiki.
Bencana alam, lanjut Bambang bukanlah sesuatu yang bisa diperkirakan. Datangnya selalu mendadak. Memang hanya mitigasi yang bisa dilakukan. Disinilah antara lain peran BPBD.
Secara personal, sebenarnya staf BPBD itu hanya sedikit. Pegawai negerinya hanya 17 an orang. Sebagian besar adalah tenaga kontrak. Total keseluruhan personil BPBD Kabupaten Malang 53 orang. "Tetapi kalau ada bencana apapun, dan dimanapun alhamdulillah, kami selalu ada dengan warna kebesaran orange," kata Bambang.
Fuad, yang sebelumnya menjabat Kabag Protokol Sekretariat Daerah (setda) ternyata juga bukan orang baru ri BPBD. Tahun 2012 pernah di menjabat Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan di BPBD.
Namun dalam pisah sambut sebagai Kepala BPBD Kabupaten Malang Nur Fuad Fauzi tidak mengesampingkan prestasi yang diraih Bambang Istiawan, sehingga ia selalu menyebut senior dan berlangsung haru. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |