TIMES MALANG, BATU – Cek ricek, jangan sampai menjadi korban penipuan bermodus investasi. Pesan ini yang disampaikan oleh Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri, Komisaris Jenderal Polisi, Drs Arief Sulistyanto MSi kepada masyarakat Batu, Sabtu (12/2/2022) sore.
Pesan ini disampaikan Kabaharkam dalam Talkshow Waspada Penipuan Bermodus Investasi yang dilaksanakan Baharkam Polri, Kadin, Binmas dan OJK di Lippo Plaza Kota Batu. Begitu banyaknya yang menjadi korban penipuan bermodus investasi ini membuat Baharkam perlu untuk membuat talkshow keliling 100 mall di Indonesia.
“Cek ricek terlebih dahulu, dipikirkan tawaran investasi atau pinjaman itu logis atau endak, ada yang bunga sampai 5 persen itu kan sangat tingi, karena itu menjadi perhatian kami. Jangan sampai terjadi kembali banyak korban, kita lakukan edukasi pada 100 mall di seluruh Indonesia,” ujar Arief.
Menurutnya, edukasi ini diharapkan membuat masyarakat lebih waspada jika ke depan ada tawaran investasi. Dicek terlebih dahulu izin perusahaan yang menawarkan, termasuk tawaran investasi tersebut logis atau tidak.
Arief mengatakan memang sudah ada Satuan Tugas Waspada Investasi (SWI) yang dibentuk pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Mereka sudah bekerja, kita bantu edukasinya,” ujar Arief.
Selain itu Bareskrim juga bukan hanya melakukan penanganan aspek penipuan saja, namun juga melakukan penanganan terhadap aspek sistem yang dipergunakan apakah ada unsur penipuan atau tidak.
Hal senada juga dikemukakan oleh Rivan Achmad Purwantono, Direktur Utama PT Jasa Raharja. Ia mengajak semua pihak jika mendapatkan tawaran menanamkan investasi atau mendapatkan pinjaman pahami terlebih dahulu tawaran tersebut jangan gegabah dan tertarik dengan iming-iming keuntungan yang berlipat.
“Pahami terlebih dahulu keuntungannya seperti apa, masuk akal apa tidak. Lihat kepengurusannya, company profilnya, apa sudah memiliki izin dari OJK atau tidak. Ini penting karena menggunakan teknologi digital gampang melakukan penipuan, itu modusnya. Jangan sampai setelah beberapa kali, kemudian uang kita sendiri yang dipergunakan untuk membayar kita. Lebih baik investasi melalui bank, karena resiko bank yang menanggung. Verifikasi itu penting,” ujarnya.
Talkshow bertajuk Investasi tepat, hidup nikmat, investasi untuk masa depanmu ini memang menjadi gayeng dengan dua kehadiran tokoh nasional ini. Para peserta talkshow mendapatkan banyak masukan kedua tokoh ini.
Selain dua tokoh ini ada tiga pembicara lain yang ikut serta, yakni Bra Pungky Puspitasari, Ketua Komite Tetap Bidang Sistem Informasi dan Teknologi Digital Kadin Provinsi Jatim, Budiyono, Kepala Bagian Pengawasan IKNB, OJK Kantor Regional 4 Jatim dan Kompol Rifaldhy Hangga Putra SIK, Kanit I Siber Ditreskrimsus Polda Jatim.
Pungky mengatakan kemudahan teknologi memang bukan hanya memudahkan, namun juga mengundang efek negatif. “Contoh paling gampang ketika membutuhkan pinjaman, kalau pinjam ke saudara pasti ada masalah, cara paling gampang, apalagi ada fasilitas melalui mobile phone tinggal pencet, register sudah dapat uang,” katanya.
Namun yang tidak disadari kebanyakan orang adalah efek samping dari kemudahan ini. “Pinjaman ini ada beban berkelanjutan, awalnya indah, tapi ada kewajiban harus membayar bunga berjalan, itu yang jadi beban,” ujarnya.
Sementara itu, Budiyono mengharapkan masyarakat semakin bijak dalam berinvestasi dan mengelola keuangannya. “Satgas Waspada Investasi yang didalamnya juga ada Kepolisian selalu memberikan edukasi, untuk meningkatkan pemahaman terhadap ruang lingkup transaksi keuangan yang bisa merugikan masyarakat,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat sebelum melakukan investasi, manfaatkan layanan jasa konsultasi yang disiapkan oleh OJK melalui call center 157. “Pastikan terlebih dahulu, pinjaman atau investasi itu legal atau tidak, bisa nanya ke OJK,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengajak masyarakat untuk mengabaikan tawaran investasi atau pinjaman melalui SMS dan WA, karena selain berpotensi menjadi korban penipuan, saat ini tawaran investasi maupun pinjaman tidak lagi diperbolehkan melalui WA atau SMS.
“Pastikan pinjaman itu sesuai dengan kebutuhan kita, jangan sampai pinjaman dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif. Lebih penting lagi namanya pinjaman harus dikembalikan, pastikan mempunyai penghasilan yang bisa menutupi hutang,” ujarnya.
Sementara itu, Rifaldhy, menerangkan bahwa berbagai kegiatan bermodus investasi dan penipuan bermodus investasi sering terjadi. Paling sering penipuan terjadi bermodus MLM dan arisan. “Modusnya mengumpulkan sedemikian banyak orang, biasanya yang menjadi korban adalah orang yang terakhir menjadi anggota,” ujarnya sembari mengajak semua orang agar lebih waspada. (*)
Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
Editor | : Deasy Mayasari |